Bullying adalah masalah serius yang dapat menimbulkan dampak psikologis yang mendalam, termasuk perasaan tidak berharga hingga keinginan untuk mengakhiri hidup. Mengapa bullying bisa membuat seseorang merasa sangat tertekan? Salah satu jawabannya adalah ketahanan mental yang berbeda-beda pada setiap individu. Orang yang memiliki ketahanan mental yang lebih rendah mungkin lebih rentan terhadap tekanan yang berasal dari tindakan perundungan.
Bullying dan Dampak Psikologisnya
Bullying tidak hanya melukai secara fisik, tetapi juga dapat merusak psikologis korban. Tindakan-tindakan seperti penghinaan, kekerasan verbal, isolasi sosial, dan kekerasan fisik dapat mengikis rasa percaya diri dan harga diri seseorang secara bertahap. Korban bullying sering kali merasa tidak diinginkan, tidak berharga, dan sendirian. Menurut teori psikologi Self-Determination Theory (SDT), manusia memiliki kebutuhan mendasar akan otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. Ketika bullying terjadi, semua aspek ini terancam, menyebabkan korban merasa tidak memiliki kendali atas hidup mereka, kehilangan kepercayaan diri, dan merasa terisolasi.
Akibatnya, korban bullying bisa merasakan tekanan emosional yang ekstrem, yang jika tidak ditangani dengan baik, bisa berujung pada depresi dan bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup. Psikolog Roy Baumeister dalam teorinya tentang self-esteem menjelaskan bahwa penghinaan yang terus-menerus dapat menyebabkan korban memandang diri mereka secara negatif. Hal ini dapat mendorong mereka untuk merasa bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri rasa sakit ini adalah dengan mengakhiri hidup mereka.
Ketahanan Mental: Setiap Orang Berbeda
Setiap individu memiliki tingkat ketahanan mental yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti latar belakang keluarga, kepribadian, dukungan sosial, dan pengalaman hidup sebelumnya. Orang dengan ketahanan mental yang kuat cenderung lebih mampu mengatasi tekanan yang diberikan oleh bullying, sedangkan yang memiliki ketahanan mental rendah mungkin kesulitan menghadapi situasi yang serupa.
Ketahanan mental ini dipengaruhi oleh kemampuan seseorang untuk menilai dan merespon situasi stres secara sehat. Teori Cognitive Appraisal dari Lazarus dan Folkman menekankan bahwa bagaimana seseorang menilai situasi sangat mempengaruhi bagaimana mereka bereaksi. Jika seseorang memandang bullying sebagai ancaman besar yang tidak bisa diatasi, mereka akan mengalami stres yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika mereka merasa memiliki sumber daya untuk mengatasi situasi tersebut, mereka akan lebih mungkin untuk bertahan dan mengatasi stres tersebut.

Cara Mengatasi Bullying
1. Perkuat Diri dengan Dukungan Sosial
Orang yang memiliki dukungan sosial yang kuat, baik dari keluarga, teman, atau guru, cenderung lebih mampu mengatasi dampak bullying. Dukungan sosial memberikan korban perasaan bahwa mereka tidak sendirian dan ada orang yang peduli dengan mereka. Ini adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi kesehatan mental mereka.
2. Tingkatkan Kesadaran Emosional
Mengajarkan anak-anak dan remaja untuk mengenali dan mengungkapkan emosi mereka dapat membantu mereka menghadapi stres yang ditimbulkan oleh bullying. Konseling atau terapi dapat membantu korban memahami perasaan mereka dan bagaimana mengatasi tekanan emosional yang mereka alami.
3. Laporkan dan Ambil Tindakan
Tindakan bullying harus segera dilaporkan ke pihak berwenang, baik di sekolah maupun di tempat kerja. Tindakan cepat dapat membantu menghentikan perilaku tersebut sebelum menjadi lebih buruk dan membantu melindungi korban dari dampak lebih lanjut.
4. Promosikan Pendidikan Anti-Bullying
Pendidikan anti-bullying di sekolah-sekolah sangat penting. Siswa harus diajarkan tentang dampak bullying, pentingnya menghormati sesama, dan bagaimana menangani situasi konflik tanpa melakukan kekerasan atau pengucilan.
5. Bantuan Profesional
Jika korban mengalami tekanan yang signifikan atau menunjukkan tanda-tanda depresi, segera cari bantuan dari psikolog atau konselor. Terapi kognitif perilaku (CBT) sering digunakan untuk membantu korban bullying mengatasi perasaan tidak berdaya dan memperkuat ketahanan mental mereka.
Kesimpulan
Bullying bisa berdampak parah pada kesehatan mental seseorang, dan dalam beberapa kasus, mendorong korban hingga ke titik terendah seperti depresi atau bahkan pemikiran untuk mengakhiri hidup. Setiap orang memiliki ketahanan mental yang berbeda, dan penting bagi orang tua, guru, dan teman untuk menyadari tanda-tanda stres pada korban bullying. Dukungan sosial yang kuat, bantuan profesional, dan pendidikan anti-bullying adalah langkah penting untuk membantu mengatasi masalah ini. Dengan kerja sama yang tepat, kita bisa menghentikan bullying dan melindungi lebih banyak orang dari menjadi korban.
Jika Anda maupun anggota keluarga Anda mengalami bullying dan membutuhkan pertolongan lebih lanjut untuk menghadapinya, janganlah ragu untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman. Seorang konselor profesional dapat membantu Anda dengan sesi konseling dengan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :