Tren media sosial telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia di era digital ini, termasuk cara anak-anak dan remaja berinteraksi serta mengekspresikan diri di era digital. Salah satu platform yang paling populer di kalangan generasi muda adalah TikTok. Meskipun TikTok dapat menjadi sarana hiburan yang menyenangkan dan kreatif, kecenderungannya dapat mengakibatkan apa yang dapat disebut sebagai “TikTok Syndrome,” yang bisa berdampak negatif terhadap perkembangan sosial anak-anak, bahkan membuat mereka cenderung anti-sosial. Apa saja yang dapat diakibatkan oleh TikTok Syndrome? Mari kita diskusikan dan bahas lebih lanjut bersama-sama.
Menyebabkan Rasa Ketergantungan yang Berlebihan
Aplikasi TikTok dengan format video pendeknya, menyajikan konten yang bersifat cepat dan memikat penontonnya. Anak-anak, remaja dan bahkan orang dewasa seringkali terjebak dalam siklus scrolling tanpa akhir menonton video yang terus-menerus. Ketergantungan ini dapat menghambat kemampuan kita untuk berinteraksi secara langsung dengan orang di sekitar kita. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di dunia virtual dapat mengurangi waktu untuk berkomunikasi dan beraktivitas di dunia nyata.
Mempersulit Pembentukan Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial merupakan sebuah aspek yang penting dalam pengembangan pribadi anak. TikTok, yang berfokus pada pengeditan video dan juga efek khusus (filter), mungkin membuat anak-anak lebih terampil dalam konteks virtual, tetapi hal ini tidak selalu memastikan transisi yang lancar ke kehidupan sehari-hari. Mereka mungkin menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara langsung, memahami ekspresi wajah, dan merespons dengan tepat karena terbiasa dengan komunikasi yang disaring melalui layar.
Mengabaikan Waktu untuk Aktivitas Fisik
Anak-anak yang terlalu terlalu terpaku pada TikTok cenderung mengabaikan kegiatan fisik. Dengan menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar, mereka mungkin kurang tertarik untuk berolahraga atau bermain di luar rumah. Aktivitas fisik tidak hanya penting untuk kesehatan fisik anak, tetapi juga untuk pengembangan keterampilan motorik, kerjasama tim, dan juga kemandirian.

Menyebabkan Standar Kecantikan yang Tidak Realistis
TikTok sering kali dipenuhi dengan video yang menampilkan citra tubuh dan penampilan yang tidak realistis. Ini dapat mempengaruhi persepsi diri anak-anak, meningkatkan risiko rendahnya harga diri, dan menyebabkan kecemasan terkait dengan penampilan mereka. Mereka mungkin merasa tidak puas dengan diri sendiri jika tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ditampilkan di platform tersebut.
Resiko Eksploitasi dan Tren yang Berbahaya
Keberadaan konten berbahaya di TikTok, seperti tantangan / challenge yang sifatnya berbahaya atau tren perilaku yang memiliki resiko tinggi, dapat membahayakan anak-anak. Terkadang, anak-anak terpengaruh untuk mengejar popularitas dengan melakukan hal-hal yang merugikan diri mereka sendiri atau orang lain. Orang tua perlu memantau dan memberikan pemahaman tentang risiko-risiko ini untuk melindungi anak-anak dari potensi bahaya tersebut.
Meningkatkan Isolasi Sosial
TikTok Syndrome dapat memicu isolasi sosial, di mana anak-anak cenderung menarik diri dari interaksi sosial di dunia nyata. Mereka mungkin merasa lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada berbicara langsung dengan teman-teman mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk membentuk hubungan interpersonal yang sehat.
Kesimpulan : Pentingnya Pengawasan dan Pendidikan
Tentu saja, bukan berarti TikTok atau media sosial secara keseluruhan bersifat buruk. Platform ini dapat menjadi sarana kreativitas, hiburan, dan bahkan pendidikan. Namun, sebagai orang tua, pendidik dan pengasuh, penting untuk dengan aktif memantau penggunaan anak-anak terhadap platform ini. Memberikan pendidikan tentang etika digital, membatasi waktu layar, dan merangsang kegiatan di dunia nyata adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif “TikTok Syndrome” dan memastikan mereka berkembang secara seimbang dalam dunia digital dan nyata.
Jika Anda adalah orang tua yang sedang menghadapi tantangan serupa atau ingin mencari tindakan preventif untuk menuntun anak Anda mengenai hal ini, janganlah ragu untuk menghubungi seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman untuk membantu dengan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :
Image by Freepik
Image by drobotdean on Freepik