Mendidik anak di era digital tentu berbeda dengan cara mendidik anak di masa lalu. Metode “old school” yang cenderung otoriter, penuh aturan ketat, dan minim diskusi kini sudah mulai ditinggalkan karena tidak lagi efektif untuk anak zaman sekarang.
Generasi saat ini, khususnya Gen Alpha dan Gen Z, tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan teknologi, akses informasi cepat, dan pola pikir yang lebih terbuka. Mereka tidak bisa hanya sekadar disuruh dan dipaksa tanpa diberikan pemahaman.
Jadi, bagaimana cara mendidik anak di era modern agar tetap disiplin, mandiri, dan berkembang tanpa merasa terkekang? Yuk, simak tips berikut untuk mendidik anak zaman now dengan cara yang lebih relevan!
Beri Ruang Anak untuk Berpendapat dan Berdiskusi
Cara old school:
“Anak harus nurut! Pokoknya ikut kata orang tua tanpa banyak tanya.”
Cara zaman now:
“Ayo kita diskusi. Kalau tidak setuju, kasih tahu alasannya!”
Anak zaman sekarang tumbuh dengan lebih banyak kebebasan berekspresi dan akses informasi. Mereka tidak bisa hanya menerima perintah tanpa penjelasan. Jika orang tua hanya memberikan aturan tanpa alasan yang jelas, anak cenderung memberontak atau malah kehilangan rasa percaya diri dalam berpikir sendiri.
Apa yang bisa dilakukan?
- Dengarkan pendapat anak dengan serius, bukan sekadar formalitas.
- Ajarkan mereka untuk berargumen dengan baik tanpa emosi berlebihan.
- Jika ada peraturan di rumah, jelaskan kenapa aturan itu dibuat.
Hindari Pola Asuh yang Terlalu Otoriter atau Terlalu Bebas
Cara old school:
“Anak harus patuh 100%, tidak boleh melawan!”
“Kalau orang tua ngomong, anak nggak boleh membantah!”
Cara zaman now:
“Orang tua memang punya pengalaman, tapi anak juga berhak didengar.”
Pola asuh otoriter sudah terbukti tidak efektif dan bisa merusak hubungan anak dengan orang tua. Sebaliknya, pola asuh yang terlalu bebas juga bisa membuat anak sulit memahami batasan.
Apa yang bisa dilakukan?
- Terapkan pola asuh demokratis, di mana orang tua tetap memberikan bimbingan, tetapi juga memberi anak ruang untuk berkembang.
- Ajarkan anak konsekuensi dari setiap tindakan, bukan sekadar menghukum tanpa alasan yang jelas.
- Jadilah orang tua yang tegas tapi tetap hangat, bukan menakutkan atau terlalu lembek.
Ajak Anak untuk Belajar dari Pengalaman, Bukan Sekadar Larangan
Cara old school:
“Jangan lakukan ini! Jangan lakukan itu! Pokoknya nggak boleh!”
Cara zaman now:
“Kalau kamu melakukan ini, risikonya bisa begini. Kamu mau coba atau pikirkan lagi?”
Anak zaman sekarang lebih cepat belajar jika mereka mengalami sesuatu secara langsung, bukan hanya dilarang atau diancam dengan hukuman. Jika orang tua terus-menerus melarang tanpa alasan yang jelas, anak akan penasaran dan cenderung diam-diam melakukannya.
Apa yang bisa dilakukan?
- Alihkan larangan menjadi diskusi tentang sebab dan akibat.
- Beri anak kesempatan untuk mencoba hal baru, tetapi tetap dalam pengawasan.
- Gunakan pendekatan logis untuk menjelaskan risiko suatu tindakan.

Bantu Anak Mengelola Emosi dan Mental Health
Cara old school:
“Anak nggak boleh nangis, harus kuat!”
“Masalah mental health itu nggak penting, kamu cuma kurang bersyukur!”
Cara zaman now:
“Perasaan kamu valid. Ayo kita cari solusinya bersama.”
Kesehatan mental kini menjadi perhatian utama dalam mendidik anak. Jika dulu perasaan anak sering diabaikan atau dianggap remeh, sekarang anak-anak harus diajarkan untuk mengelola emosi mereka dengan sehat.
Apa yang bisa dilakukan?
- Ajarkan anak bahwa menangis bukan tanda kelemahan, tetapi cara mengekspresikan emosi.
- Dengarkan keluhan anak tanpa menghakimi atau langsung menyalahkan.
- Berikan contoh bagaimana menghadapi stres dengan cara yang positif.
Gunakan Teknologi sebagai Alat Belajar, Bukan Musuh
Cara old school:
“Anak main HP terus, pasti malas belajar!”
“Gadget cuma bikin anak jadi bodoh!”
Cara zaman now:
“Teknologi bisa jadi alat yang bagus untuk belajar, asal digunakan dengan bijak.”
Teknologi dan internet adalah bagian dari kehidupan anak-anak zaman sekarang. Melarang total penggunaan gadget justru tidak realistis. Yang perlu dilakukan adalah mengajarkan mereka cara menggunakan teknologi dengan bijak.
Apa yang bisa dilakukan?
- Batasi screen time dengan aturan yang jelas, bukan dengan marah-marah.
- Gunakan aplikasi edukatif untuk mendukung pembelajaran anak.
- Ajarkan mereka tentang keamanan digital, seperti cara menghindari cyberbullying dan informasi hoax.
Ajarkan Kemandirian, Jangan Selalu Dibantu
Cara old school:
“Biar cepat, mama aja yang ngerjain!”
“Anak nggak perlu mikir yang berat-berat, nanti aja kalau udah besar!”
Cara zaman now:
“Coba kamu lakukan sendiri dulu, kalau kesulitan baru minta bantuan.”
Banyak orang tua terlalu banyak membantu anak, sehingga mereka tumbuh menjadi kurang mandiri. Anak perlu belajar menyelesaikan masalah sendiri dan mengambil keputusan sejak dini agar mereka bisa lebih siap menghadapi dunia nyata.
Apa yang bisa dilakukan?
- Mulai ajarkan anak mengerjakan tugas rumah tangga sesuai usianya.
- Jangan langsung membantu setiap kali anak menghadapi kesulitan.
- Biarkan anak belajar dari kesalahan mereka tanpa langsung dikritik keras.
Kesimpulan: Mendidik Anak Harus Fleksibel dan Adaptif
Setiap generasi tumbuh dengan tantangan yang berbeda. Cara mendidik anak zaman dulu mungkin berhasil di masanya, tetapi tidak selalu relevan untuk anak zaman sekarang.
- Dukung anak untuk berani berpendapat, bukan sekadar menurut.
- Berikan kebebasan, tetapi tetap dengan batasan yang jelas.
- Gunakan pendekatan yang lebih logis dan empati dalam mendidik.
- Manfaatkan teknologi sebagai alat belajar, bukan hanya untuk hiburan.
- Ajarkan kemandirian sejak dini agar anak siap menghadapi dunia.
Anak zaman now bukan lebih manja atau lebih sulit dididik, mereka hanya membutuhkan pendekatan yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman. Jadi, yuk mulai tinggalkan cara old school yang kurang efektif dan terapkan metode parenting yang lebih bijak dan modern!
Jika Anda membutuhkan arahan untuk membimbing anak-anak Anda di jaman modern seperti saat ini, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan sesi konseling dan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :