Ketika anak menunjukkan perilaku bermasalah, jangan fokus pada perilaku dan berusaha untuk mengubah perilakunya itu. Melainkan temukan ‘penyebab sesungguhnya’ mengapa anak berperilaku seperti itu, karena masalah yang tampak dalam perilaku hampir selalu bukan masalah yang sesungguhnya.
Contoh:
Bobo anak laki-laki berusia 9 tahun. Akhir-akhir ini dia sering bicara kasar dan membentak-bentak.
Jika fokus pada perilaku:
Mungkin Bobo akan diberi hukuman atau tindakan pendisiplinan seperti menulis 3 halaman: Saya tidak boleh berkata kasar dan membentak lagi. Saya adalah anak yang sopan.
Q: Apakah hukuman ini membuat Bobo tidak lagi mengulangi perilakunya?
A: Bisa ya bisa juga tidak.
Q: Kalau pun Bobo berubah, apakah artinya masalah Bobo sudah selesai?
A: Kemungkinan besar belum, Bobo berubah perilakunya bisa jadi karena takut dihukum.
Q: Jadi apa yang membuat Bobo sering berbicara kasar dan membentak?
A: Jangan menebak-nebak jawabannya. Temukan penyebab sesungguhnya melalui percakapan dengan Bobo.