Drama Korea When Life Gives You Tangerines bukan hanya menyajikan sinematografi indah dan alur cerita yang hangat, tetapi juga menyuguhkan pelajaran parenting yang dalam dan menyentuh. Serial ini berhasil menggambarkan dinamika hubungan orang tua dan anak, terutama dalam konteks kehidupan yang serba tidak ideal.
Berbeda dari gaya pengasuhan yang keras atau penuh tuntutan, drama ini justru memperlihatkan bagaimana ketulusan, kehadiran emosional, dan komunikasi hangat menjadi fondasi utama dalam membesarkan anak, bahkan saat hidup terasa pahit.
Berikut ini adalah 5 tips parenting ala drakor When Life Gives You Tangerines yang bisa kita pelajari dan terapkan, terutama saat hidup “hanya” memberi kita jeruk, bukan lemon apalagi emas.
1. Anak Bukan Proyek, Tapi Manusia dengan Hati dan Suara
Dalam drama ini, kita melihat bagaimana sosok orang tua yang tidak memaksakan kehendaknya kepada anak. Sebaliknya, mereka mencoba mengerti apa yang anak rasakan dan pikirkan, walau tak selalu mudah.
Banyak orang tua di dunia nyata lupa bahwa anak bukan objek yang harus “dibentuk” sesuai keinginan. Mereka manusia utuh, punya minat, perasaan, dan batasnya sendiri.
Pelajaran:
✔ Jangan paksa anak jadi versi ideal menurut kita.
✔ Dengarkan mereka, walau pendapatnya bertentangan.
✔ Beri ruang eksplorasi dan kesempatan memilih.
2. Tanggalkan Ego, Ganti dengan Empati
Salah satu momen paling menyentuh dari drakor ini adalah ketika orang tua memilih mengalah demi memahami perasaan anak. Tidak ada kata-kata “aku lebih tahu karena aku orang tua” yang dilontarkan dengan arogansi.
Sebaliknya, tokohnya justru berusaha merasakan dari sudut pandang si anak. Ini bukan berarti membenarkan semua pilihan anak, tapi mendampingi mereka dengan empati, bukan ego.
Pelajaran:
✔ Tidak semua keputusan anak harus ditentang.
✔ Tanyakan dulu, “Apa yang membuatmu merasa begitu?”
✔ Latih diri untuk jadi tempat aman, bukan penghakiman.
3. Saat Dunia Jahat, Jadilah Rumah yang Paling Ramah
Kehidupan anak-anak di drama ini tidak selalu manis. Ada tekanan dari sekolah, pertemanan, dan masa depan yang tak pasti. Tapi rumah, meski sederhana, digambarkan sebagai tempat paling hangat untuk pulang.
Inilah yang seharusnya jadi prinsip dasar parenting: anak boleh lelah di luar, tapi rumah adalah pelukan yang menenangkan. Sayangnya, banyak rumah justru lebih menekan dibanding dunia luar.
Pelajaran:
✔ Jadikan rumah sebagai ruang aman untuk bercerita.
✔ Jangan remehkan masalah anak meski terlihat sepele.
✔ Ucapkan kalimat seperti, “Mama/Papa ada di sini buat kamu.”

4. Tidak Harus Sempurna, Tapi Harus Konsisten
Tokoh orang tua dalam drama ini tidak digambarkan sebagai figur yang sempurna. Mereka punya salah, terbatas, dan bahkan kadang bingung. Tapi satu hal yang mereka tunjukkan dengan jelas: mereka hadir, dan mereka peduli.
Anak tidak butuh orang tua yang tahu segalanya. Mereka butuh orang tua yang tetap ada, tetap mendengarkan, dan terus mencintai meski keadaan tak sempurna.
Pelajaran:
✔ Konsistensi lebih penting dari kesempurnaan.
✔ Minta maaf kalau salah, itu juga bentuk kasih sayang.
✔ Jangan absen secara emosional walau sibuk secara fisik.
5. Didik Anak Berdamai dengan Realita, Bukan Menutupinya
Judul drama ini saja sudah filosofis: When Life Gives You Tangerines. Ini bukan lemon yang asam menggigit, tapi juga bukan anggur manis. Tangerine adalah simbol bahwa hidup kadang biasa saja, tidak sesuai harapan.
Anak perlu tahu bahwa hidup tak selalu indah, tapi bukan berarti tidak bisa dijalani. Orang tua yang baik bukan hanya menyiapkan anak untuk sukses, tapi juga membekali anak menghadapi kenyataan.
Pelajaran:
✔ Jangan bohongi anak soal dunia yang keras, tapi beri mereka alat untuk bertahan.
✔ Ajarkan bahwa kegagalan itu bagian dari proses.
✔ Tanamkan bahwa “baik-baik saja” itu cukup. Tidak harus selalu luar biasa.
Kesimpulan: Parenting Adalah Tentang Cinta yang Nyata, Bukan Citra
When Life Gives You Tangerines mengajarkan kita bahwa dalam kondisi sesulit apapun, kasih sayang yang tulus bisa menyelamatkan hubungan orang tua dan anak.
Mari belajar bahwa menjadi orang tua bukan soal mendidik agar anak jadi seperti kita mau, tapi menemani anak tumbuh menjadi dirinya sendiri dengan penuh cinta, kesabaran, dan pengertian.
Karena saat hidup memberi kita tangerines, kita tidak perlu mengeluh. Kita hanya perlu tahu caranya menikmati. Dan itu juga yang perlu kita ajarkan pada anak.
Jika Anda membutuhkan arahan untuk membimbing anak-anak Anda agar mereka dapat bertumbuh dan berkembang di era modern seperti saat ini, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan sesi konseling dan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :