Dalam era digital seperti sekarang, tak dapat dipungkiri bahwa dunia maya telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Informasi dapat dengan cepat menyebar melalui berbagai platform media sosial, menciptakan tren yang seringkali disebut sebagai “viral”. Namun, di balik sensasi dan popularitas yang dihasilkan oleh sesuatu yang viral, kita perlu memahami bahwa tidak semua yang viral itu bermanfaat. Artikel ini akan membahas fenomena viral, potensi risiko yang terkait, dan pentingnya memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait konten yang menyebar secara luas di dunia maya.
Viral dan Apa Pengaruhnya
Saat ini, kata “viral” bukanlah sebuah hal yang asing di telinga kita. Sebuah konten, baik itu berupa video, gambar, atau berita, dapat menyebar dengan sangat cepat dan luas, mencapai ribuan bahkan jutaan orang dalam waktu singkat. Ini bisa menjadi berkah bagi sesuatu yang bernilai positif, seperti pesan inspiratif atau informasi mendalam yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Namun, di sisi lain, viral juga dapat memperkuat konten yang seharusnya tidak mendapatkan perhatian besar. Konten yang bersifat provokatif, palsu, atau merugikan bisa saja dengan mudah menjadi viral, menciptakan dampak yang merugikan pada individu atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa viralitas sendiri bukan indikator kualitas atau kebenaran suatu informasi.
Resiko dari Konten Viral yang Tidak Bermanfaat
Salah satu resiko utama dari konten yang menjadi viral tanpa seleksi yang cermat adalah penyebaran informasi palsu. Hoax dan berita palsu dapat menyebar dengan sangat cepat, menciptakan kebingungan dan ketidakpastian di kalangan masyarakat. Dalam beberapa kasus, informasi palsu ini dapat memiliki dampak serius, seperti menimbulkan kepanikan atau merugikan reputasi seseorang atau suatu kelompok.
Selain itu, konten yang viral juga dapat menjadi alat penyebaran pesan yang tidak etis atau merugikan. Misalnya, tindakan penyebaran kebencian, pelecehan, atau penghinaan dapat menjadi lebih berbahaya ketika dilakukan secara masif melalui media sosial. Ini bisa merusak hubungan antarindividu atau bahkan memicu konflik yang lebih besar di masyarakat.
Challenge Viral yang Berbahaya
Viral belum tentu berguna malah bisa membahayakan nyawa. Berikut adalah contoh dari beberapa challenge yang sempat viral dan berbahaya:
1. Cereal challenge
Challenge ini adalah dengan menjadikan mulut sebagai mangkuk untuk membuat sereal. Dilakukan oleh dua orang, satu orang sebagai orang yang menuangkan susu dan sereal ke mulut, dan satu lagi yang membuka mulutnya untuk dijadikan mangkuk sereal seraya berbaring. Challenge ini dianggap berbahaya karena bisa menyebabkan tersedak. Selain itu, tren ini juga dianggap jorok oleh sebagian orang.
2. Blackout challenge
Blackout challenge adalah tantangan yang mengharuskan orang yang mengikutinya menahan napas hingga pingsan, hal ini dikarenakan kekurangan pasokan oksigen ke dalam tubuh. Beberapa orang menyebut challenge ini dengan sebutan pass out challenge. Tren ini telah memakan banyak korban jiwa di Amerika Serikat.
3. Waxing face challenge
Pada waxing challenge, dibutuhkan dua orang, satu orang yang akan di waxing, dan satu orang berperan sebagai yang mewaxing. Caranya dengan meratakan waxing ke wajah, umumnya semua indra dalam wajah akan ditutup dengan wax, mata, mulut bahkan hidung juga ditutup dengan korek kuping yang sudah dicelupkan ke dalam adonan wax. Tren ini berbahaya untuk diikuti karena bisa sebabkan iritasi hingga pengelupasan kulit pada area wajah serta kesulitan bernafas.
4. Silhouette challenge
Tren ini dianggap berbahaya karena dapat menyebarkan pornografi. Cara mainnya adalah dengan memakai filter yang ada di TikTok, tren ini membuat video yang direkam berubah menjadi siluet. Lalu beberapa wanita menggunakan tren ini untuk memperlihatkan lekuk tubuh mereka, seraya berdiri di depan pintu, hal ini karena mereka merasa aman dibalik filter siluet. Namun, beberapa orang telah menemukan cara mengedit video yang menggunakan filter ini sehingga dapat melihat video aslinya. Itulah mengapa trend ini dianggap dapat menyebarkan pornografi.
5. Face Icing
Pada tren ini orang akan meletakkan es yang sangat dingin di wajahnya. Hal ini akan berbahaya bagi orang dengan kulit sensitif dan orang dengan kulit tipis sebab kulit akan cepat teriritasi.
6. Mouth Taping Challenge
Cara mengikuti challenge ini adalah dengan memasangkan selotip pada mulut. Hal ini ditujukan agar bisa tidur dengan nyenyak. Namun alih-alih mendapatkan kenyenyakan tidur, tren ini justru bisa menghalangi saluran pernafasan, sehingga dapat membahayakan Kesehatan.
Pentingnya Pendidikan Media
Agar dapat bersikap bijaksana terhadap konten yang viral, masyarakat perlu memiliki literasi media yang tinggi. Pendidikan media dapat membantu individu untuk lebih kritis dan skeptis terhadap informasi yang mereka temui di dunia maya. Kemampuan untuk mengidentifikasi hoax, mengenali manipulasi gambar, dan menilai baik-buruknya suatu berita adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap pengguna social media.
Sekolah, keluarga, dan komunitas dapat berperan dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana media sosial berfungsi dan bagaimana cara menilai keandalan informasi. Selain itu, pihak-pihak terkait, seperti platform media sosial dan organisasi berita, juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan transparansi dan mengatasi penyebaran konten yang tidak bermanfaat atau merugikan.
Pentingnya Kesadaran Diri
Sangatlah penting bagi setiap individu untuk memikirkan dampak dari apa yang mereka bagikan di platform media sosial. Menimbang dan merenungkan apakah suatu konten memiliki nilai informatif, mengandung dialog yang sehat, atau justru dapat merugikan orang lain, sebelum membagikan konten viral tertentu.
Sebagai pengguna media sosial, kita memiliki kekuatan untuk memilih apa yang kita dukung dengan menyebarkan konten tertentu. Dengan menyadari dampak dari setiap tindakan kita di dunia maya, kita dapat menjadi bagian dari solusi untuk meningkatkan kualitas informasi yang beredar.
Kesimpulan
Dalam menghadapi fenomena viral di era digital, penting untuk menyadari bahwa tidak semua hal yang viral itu bermanfaat. Konten yang mendapatkan popularitas secara besar-besaran dapat memiliki dampak yang signifikan, baik itu positif maupun negatif. Oleh karena itu, literasi media dan kesadaran diri menjadi kunci untuk memastikan bahwa kita tidak hanya menjadi konsumen pasif, tetapi juga kontributor yang bertanggung jawab terhadap lingkungan digital yang lebih sehat dan bermanfaat.
Image Source :
Image by Freepik