Gangguan obsesif-kompulsif atau juga dikenal sebagai OCD adalah suatu kondisi kesehatan mental yang melibatkan pikiran yang membuat penderitanya merasa stress, terganggu, obsesif dan juga mengakibatkan tindakan fisik atau mental yang berulang dan kompulsif.
Sekitar 2% dari populasi di dunia memiliki OCD. OCD dapat menyerang pria, wanita, dan anak-anak. Beberapa orang mulai mengalami gejala awal, seringkali sekitar usia pubertas atau juga pada masa kanak-kanak, tetapi biasanya dimulai pada awal masa dewasa dan OCD juga jarang terdeteksi setelah usia 40 tahun.
OCD termasuk sebagai gangguan kecemasan, dan merupakan salah satu dari beberapa kondisi yang melibatkan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Memiliki OCD dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan kesejahteraan para penderitanya, tetapi pengobatan yang tepat dapat membantu untuk mengendalikan gejalanya.
Dalam artikel ini, mari kita pelajari lebih detail mengenai OCD, apa dampaknya serta gejala dan solusi untuk pengobatan OCD.
Apa yang Dimaksud dengan Gangguan Obsesif-Kompulsif atau OCD?
Gangguan Obsesif-Kompulsif atau OCD adalah suatu kondisi kesehatan mental yang melibatkan obsesi, atau tindakan fisik yang menyusahkan, dan pikiran yang berulang. Hal ini dapat membuat seseorang dengan OCD sulit untuk melakukan tugas-tugas rutin atau pekerjaan lainnya. Seseorang yang menderita OCD biasanya akan sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.
Obsesi adalah sebuah pikiran, gambaran atau dorongan yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan yang berulang kali memasuki pikiran seseorang, menyebabkan perasaan cemas, rasa jijik, atau tidak nyaman.
Kompulsi adalah suatu perilaku berulang atau tindakan mental yang dirasa perlu untuk dilakukan untuk meredakan sementara perasaan yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh pikiran obsesif.
Misalnya, seseorang dengan ketakutan obsesif akan dirampok mungkin merasa mereka perlu memeriksa semua jendela dan pintu terkunci beberapa kali sebelum mereka dapat meninggalkan rumah mereka atau pergi tidur.
Wanita terkadang dapat mengalami OCD selama kehamilan atau setelah bayi mereka lahir. Obsesi pada wanita ini mungkin termasuk khawatir akan membahayakan bayi atau tidak mensteril botol susu dengan benar. Tindakan kompulsinya dapat berupa hal-hal seperti berulang kali memeriksa apakah bayinya masih bernafas.
Berbagai Jenis Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
OCD dapat mempengaruhi setiap orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Hal ini mungkin berbentuk:
- Rasa khawatir yang berlebihan dan berulang kali melakukan pemeriksaan
Seseorang dengan OCD mungkin merasa perlu untuk memeriksa berbagai hal berulang kali. Keadaan ini dapat termasuk:
- Memeriksa keran, alarm, kunci pintu, lampu rumah, dan peralatan untuk mencegah kebocoran, kerusakan, atau kebakaran.
- Memeriksa tubuh sendiri untuk tanda-tanda penyakit.
- Mengkonfirmasi kepada orang lain apakah kenangan yang mereka ingat itu benar.
- Berulang kali memeriksa telepon genggam, pesan teks atau email, karena takut melakukan kesalahan atau menyinggung penerima pesan.
- Rasa takut terkontaminasi
Beberapa orang dengan OCD dapat merasakan kebutuhan yang berlebihan dan terus-menerus untuk mandi. Mereka merasa takut benda-benda yang mereka sentuh terkontaminasi.
Hal ini dapat menyebabkan:
- Menyikat gigi atau mencuci tangan secara berlebihan.
- Berulang kali membersihkan kamar mandi, dapur, dan ruangan-ruangan lainnya.
- Menghindari keramaian karena takut tertular kuman.
Beberapa penderita OCD juga mengalami rasa kontaminasi jika mereka merasa bahwa seseorang telah menganiaya atau mengkritik mereka. Mereka mungkin mencoba menghilangkan perasaan ini dengan tindakan mandi dan mencuci tangan.
- Menimbun barang-barang
Hal ini adalah ketika seseorang yang menderita OCD merasa tidak mampu membuang barang-barang bekas atau tidak berguna. Pada akhirnya penderita menimbun semua benda-benda tersebut diluar kewajaran hingga memenuhi tempat tinggal penderitanya.
- Pikiran yang mengganggu
Ini melibatkan perasaan tidak mampu untuk mencegah pikiran yang tidak diinginkan berulang-ulang. Pikiran ini mungkin melibatkan kekerasan, termasuk bunuh diri atau menyakiti orang lain.
Pikiran tersebut dapat menyebabkan penderitaan yang hebat, tetapi orang tersebut tidak akan bertindak dengan cara yang mencerminkan kekerasan ini. Seseorang dengan jenis OCD ini mungkin takut bahwa mereka adalah seorang pedofil, bahkan tanpa bukti yang mendukung hal ini.
- Simetri dan keteraturan
Seseorang dengan jenis OCD ini mungkin merasa bahwa mereka perlu mengatur barang-barang dalam urutan tertentu untuk menghindari ketidaknyamanan atau bahaya. Misalnya, dengan berulang kali mengatur ulang buku-buku di rak.
Gejala Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Seorang penderita OCD biasanya mengalami hal-hal berikut :
- Memiliki pikiran, gambaran, atau dorongan yang mereka rasa tidak dapat mereka kendalikan.
- Merasa terganggu dan sebenarnya tidak ingin memiliki pikiran dan perasaan yang mengganggu ini.
- Mengalami sejumlah ketidaknyamanan yang signifikan, mungkin melibatkan ketakutan, rasa jijik, keraguan, atau keyakinan bahwa sesuatu harus dilakukan dengan cara tertentu.
- Menghabiskan jumlah waktu yang banyak dan tidak wajar untuk fokus pada obsesi ini serta terlibat dalam tindakan kompulsif, yang mengganggu aktivitas pribadi, sosial, dan kehidupan profesional (pekerjaan).
Penyebab Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Para ahli tidak tahu secara pasti apa yang menyebabkan OCD, tetapi ada berbagai teori. Faktor genetik, neurologis, perilaku, kognitif, dan lingkungan semuanya dapat berkontribusi untuk mengembangkan gangguan OCD.
- Penyebab genetik
OCD tampaknya dapat diturunkan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan kemungkinan hubungan genetik, yang sedang diselidiki oleh para ahli.
- Penyebab terkait autoimun
Terkadang, gejala OCD muncul pada anak setelah mengalami infeksi, seperti:
- Infeksi streptokokus grup A, termasuk radang tenggorokan
- Penyakit Lyme
- Virus flu H1N1
Dokter kadang-kadang menyebut terjadinya gejala OCD ini sebagai pediatric acute-onset neuropsychiatric syndrome (PANS).
Pada anak dengan PANS, gejala mulai tiba-tiba dan mencapai intensitas penuh dalam 24-72 jam. Gejala ini mungkin kemudian menghilang tetapi dapat kembali di kemudian hari.
- Penyebab perilaku
Satu teori menunjukkan bahwa seseorang dengan OCD belajar untuk menghindari rasa takut yang terkait dengan situasi atau objek tertentu dengan melakukan ritual untuk mengurangi risiko yang dirasakan.
Ketakutan awal mungkin dimulai sekitar periode stres yang intens, seperti peristiwa traumatis atau setelah mengalami kehilangan yang signifikan.
Begitu orang tersebut mengasosiasikan suatu objek atau keadaan dengan perasaan takut ini, mereka mulai menghindari objek atau situasi itu dengan cara yang menjadi ciri OCD.
Ini mungkin lebih umum terjadi di antara orang-orang dengan kecenderungan genetik untuk gangguan tersebut.
- Penyebab kognitif
Teori lain adalah bahwa OCD dimulai ketika orang salah menafsirkan pikiran mereka sendiri. Kebanyakan orang terkadang memiliki pemikiran yang tidak diinginkan atau mengganggu, tetapi bagi orang dengan OCD, pemikiran ini menjadi lebih intens atau ekstrem.
Contohnya, seseorang yang merawat bayi saat berada di bawah tekanan kuat dan memiliki pikiran mengganggu dan secara tidak sengaja melukai bayinya.
Seseorang mungkin biasanya mengabaikan pikiran-pikiran ini, tetapi jika pikiran-pikiran itu tetap ada. Pikiran-pikiran ini juga sering kali tidak memiliki dasar.
Seseorang dengan OCD mungkin menjadi yakin bahwa tindakan dalam pikirannya mungkin terjadi. Sebagai tanggapan, mereka mengambil tindakan yang berlebihan dan terus-menerus untuk mencegah ancaman atau bahaya.
- Penyebab lingkungan
Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dapat memicu OCD pada orang dengan kecenderungan, genetik atau lainnya.
Banyak orang telah melaporkan bahwa gejalanya muncul dalam waktu 6 bulan setelah kejadian-kejadian berikut :
- persalinan
- komplikasi selama kehamilan atau persalinan
- konflik yang parah
- penyakit serius
- cedera otak traumatis
Juga, OCD dapat terjadi bersamaan dengan gangguan stres pasca-trauma atau PTSD.
Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) Pada Anak-anak
Tanda-tanda pertama OCD sering muncul pada masa remaja, tetapi terkadang muncul di masa kanak-kanak.
Komplikasi di kalangan anak muda, termasuk anak-anak, dengan OCD meliputi:
- Tingkat percaya diri yang rendah
- Rutinitas yang terganggu
- Kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah
- Penyakit fisik karena stres
- Kesulitan membentuk atau mempertahankan persahabatan dan hubungan lainnya
Ketika OCD dimulai pada masa kanak-kanak, hal lini mungkin lebih umum pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Namun, pada usia dewasa, OCD mempengaruhi laki-laki dan perempuan pada tingkat yang sama.
Cara Mengatasi Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Seorang penderita gangguan OCD sangat perlu untuk mendapatkan bantuan, karena OCD memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan penderitanya.
Jika Anda merasa seorang teman atau anggota keluarga mungkin menderita OCD, coba bicarakan dengan mereka tentang kekhawatiran Anda dan sarankan mereka untuk mendapatkan bantuan seorang ahli seperti seorang psikolog atau psikiater yang berpengalaman. Jika Anda merasa mungkin Anda menderita OCD, jangan merasa ragu untuk mencari bantuan dari praktisi kesehatan mental seperti seorang psikolog untuk menganalisa Anda. OCD tidak mungkin menjadi lebih baik dengan sendirinya, tetapi perawatan dan dukungan tersedia untuk membantu Anda mengelola gejala dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Image Source :
Image by tirachardz on Freepik
Image by Freepik