Dalam ilmu psikiatri dan bidang kesehatan mental yang lebih luas, dalam 20 tahun terakhir ini telah terjadi perubahan yang luar biasa. Sikap masyarakat secara general terhadap penderita gangguan kesehatan mental dan mulai tingginya kepedulian masyarakat untuk mengerti dan mencari pengetahuan mengenai kesehatan mental juga mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini juga berdampak kepada akses ke perawatan dan kualitas perawatan untuk orang dengan berbagai gangguan kesehatan mental. Semakin kurangnya stereotype mengenai orang-orang yang menderita gangguan mental, membuat penderita gangguan kesehatan mental lebih terbuka untuk mencari pertolongan dari psikolog atau konselor profesional. Namun, walaupun perkembangan mengenai stigma gangguan kesehatan mental sudah semakin positif, masih banyak kemajuan yang harus diupayakan terutama untuk gangguan-gangguan yang tidak terlalu awam seperti psikosis. Mari kita mengenali lebih lanjut mengenai apa itu psikosis, penyebab, berbagai gejala dan pengobatannya.
Apa itu Psikosis ?
Psikosis adalah suatu kondisi yang mempengaruhi otak penderitanya untuk memproses informasi. Ini menyebabkan penderita psikosis kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita psikosis mungkin melihat, mendengar, atau mempercayai hal-hal yang tidak nyata. Psikosis termasuk sebagai gejala, bukan penyakit. Psikosis dapat dipicu oleh berbagai gangguan mental, cedera atau penyakit fisik, penyalahgunaan zat, rasa stres atau trauma yang ekstrim.
Gangguan psikotik, seperti skizofrenia, melibatkan gejala psikosis yang biasanya mempengaruhi penderitanya untuk pertama kalinya pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Orang-orang muda sangat mungkin terkena gangguan psikosis. Sebelum mengalami episode pertama psikosis (FEP), penderita psikosis mungkin menunjukkan sedikit perubahan dalam caranya bertindak atau berpikir. Ini disebut periode prodromal dan dapat berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Terkadang penderita psikosis dapat kehilangan kontak dengan kenyataan bahkan ketika penderita tidak memiliki penyakit psikotik primer seperti skizofrenia atau gangguan bipolar. Ketika ini terjadi, itu disebut psikosis sekunder.
Episode ini berasal dari suatu hal yang lain, seperti penggunaan narkoba atau kondisi medis. Apapun alasannya, hal ini cenderung menghilang dalam waktu singkat, dan akan membaik apabila kondisi yang menyebabkannya telah ditangani.
Berbagai Gejala dari Psikosis
Psikosis tidak dimulai secara tiba-tiba. Biasanya, perkembangan dari keadaan psikosis mengikuti pola berikut ini :
- Tanda-tanda peringatan sebelum psikosis
Dimulai dengan perubahan secara bertahap dalam cara penderitanya berpikir dan memahami dunia. Penderita atau anggota keluarga penderita mungkin memperhatikan:
- Penurunan perfoma atau prestasi kerja
- Kesulitan untuk berpikir jernih atau berkonsentrasi
- Merasa curiga atau gelisah di sekitar orang lain
- Kurangnya perawatan diri atau menjaga kebersihan
- Menghabiskan lebih banyak waktu sendirian dari pada biasanya
- Emosi yang lebih kuat dari pada yang dibutuhkan dalam berbagai situasi
- Atau juga tidak ada emosi sama sekali
- Tanda-tanda psikosis awal
Ketika memasuki psikosis awal penderitanya mungkin mengalami hal-hal berikut:
- Mendengar, melihat, atau merasakan hal-hal yang tidak didengar, dilihat atau dirasakan orang lain
- Berpegang pada keyakinan atau pemikiran yang tidak biasa, tidak peduli apa yang orang lain katakan
- Menarik diri dari lingkungan keluarga dan teman
- Berhenti merawat diri sendiri
- Tidak dapat berpikir jernih atau memperhatikan dengan seksama atau berkonsentrasi
- Gejala episode psikotik
Pada episode psikotik, biasanya penderita akan mengalami hal-hal yang telah disebutkan di atas dan juga hal-hal berikut :
- Halusinasi
- Halusinasi pendengaran (mendengar suara-suara ketika tidak ada orang di sekitarnya)
- Halusinasi taktil (sensasi atau perasaan aneh yang tidak dapat dijelaskan)
- Halusinasi visual (melihat orang atau benda yang sebenarnya tidak ada, atau merasa bentuk sesuatu terlihat salah)
- Delusi
Delusi adalah keyakinan yang tidak sejalan dengan budaya atau norma dan tidak masuk akal bagi orang lain, seperti:
- Kekuatan luar mengendalikan perasaan dan tindakan penderitanya.
- Peristiwa atau komentar kecil dari orang memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita psikosis.
- Penderita psikosis merasa memiliki kekuatan khusus, sedang dalam misi khusus, atau sebenarnya adalah dewa atau reinkarnasi tokoh penting.
Penyebab dari Psikosis
Para ahli belum mengetahui secara persis apa yang menyebabkan psikosis, tetapi beberapa faktor risiko yang diketahui meliputi:
- Genetika
Seseorang dapat mewarisi gen untuk mengembangkan psikosis, tetapi itu tidak selalu berarti orang tersebut akan mengalami psikosis.
- Obat-obatan
Berbagai obat yang dapat memicu terjadinya psikosis termasuk beberapa obat resep dan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan seperti mariyuana, LSD, dan amfetamin.
- Trauma
Kematian orang yang dicintai, serangan seksual, atau terlibat dalam perang dapat menyebabkan psikosis. Jenis trauma dan usia penderita ketika kejadian tersebut terjadi juga berperan dalam mengembangkan psikosis.
- Cedera dan penyakit fisik
Cedera otak traumatis, tumor otak, stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, demensia, dan HIV semuanya dapat menyebabkan psikosis.
- Psikosis juga bisa menjadi gejala gangguan mental yang lain, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar
Penggunaan Narkoba dapat Mengakibatkan Psikosis
Obat yang menekan sistem saraf, seperti ganja (marijuana) dan obat perangsang, seperti kokain dan amfetamin, dapat memengaruhi aktivitas otak manusia secara dramatis, sehingga apa yang tampak nyata bagi pengguna narkoba tidak sesuai dengan kenyataan.
Pada sebagian besar kasus, kondisi ini hilang ketika pengguna narkoba berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Tetapi ada hubungan yang kuat antara semua obat ini dan psikosis primer. Lebih dari 25% orang yang didiagnosa dengan psikosis berakibat dari konsumsi amfetamin, dan kemudian memiliki gangguan psikotik. Ganja terlibat dalam kira-kira setengah dari semua kasus psikosis
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan mental juga dapat menyebabkan psikosis. Meskipun jarang, jika seseorang telah menggunakan antipsikotik selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, orang tersebut dapat mengembangkan gangguan dalam gerakan yang disebut tardive dyskinesia karena efek jangka panjang dari obat tersebut di otak.
Sebagian besar gejala yang dipicu oleh obat akan hilang setelah obat meninggalkan jaringan tubuh. Tetapi psikosis dari kokain dan amfetamin bisa bertahan selama berminggu-minggu.
Perubahan Hormon pada Wanita dapat Mengakibatkan Psikosis
Meskipun sangat jarang, beberapa wanita mengalami psikosis menstruasi. Hormon yang tidak seimbang pada berbagai titik dalam siklus haid seorang wantia dapat mempengaruhi pikiran dan suasana hati. Jenis psikosis ini dapat muncul di awal, sekitar ovulasi, atau selama beberapa hari sebelum menstruasi dimulai.
Psikosis menstruasi dapat muncul dengan cepat dan juga dapat menghilang dengan cepat. Selama episode, penderita mungkin merasa bingung tentang apa yang nyata, berhalusinasi, dan percaya hal-hal yang tidak benar.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dan obat antipsikotik dapat membantu menangkal gejala yang dialami.
Pengobatan untuk Menangani Psikosis
Sangatlah penting untuk merawat keadaan psikosis sedini mungkin, atau setelah episode pertama psikosis. Hal ini akan sangat membantu untuk menjaga agar gejala tidak mempengaruhi relasi, pekerjaan, atau pendidikan penderitanya. Penanganan psikosis secara dini juga dapat membantu untuk menghindari lebih banyak komplikasi dalam perjalanan kesembuhan penderitanya.
Mendiagnosa Psikosis
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala psikosis, janganlah ragu untuk menemui seorang psikolog, psikiater, atau konselor yang berpengalaman untuk melakukan diagnosa dan membantu secara profesional serta dengan kerahasiaan yang terjamin. Para profesional tersebut akan mencari tahu apa yang mungkin menyebabkan gejala dari psikosis yang dialami dan juga memeriksa kondisi-kondisi terkait.
Image Source :
Image by tirachardz on Freepik
Image by tirachardz on Freepik