Kenakalan remaja yang semakin marak terjadi tentunya membuat Anda merasa resah. Apalagi, jika Anda memiliki anak remaja di rumah. Bayangan bahwa sang buah hati terjebak di dalam pusaran tindakan kriminal atau tindakan merugikan lainnya pasti akan langsung menghantui. Berbagai elemen masyarakat tentunya berusaha untuk menekan kenakalan para remaja tersebut dengan tindakan hukum yang tegas. Namun, ada berapa banyak orang yang memahami sumber dari kenakalan anak-anak remaja tersebut?
Perkembangan Psikologi Remaja
Membicarakan kenakalan remaja rasanya tidak lengkap jika tidak turut membahas tentang psikologi remaja. Psikologi anak remaja sudah pasti lebih kompleks dibandingkan psikologi anak. Di usianya yang belia, berikut adalah berbagai perubahan psikologis yang akan dialami anak:
- Perkembangan Berpikir (Kognitif)
Sejak menginjak usia 12 tahun, anak mulai mengalami perkembangan kemampuan berpikir yang semakin pesat. Di tahap ini, anak sudah mulai bisa:
- Berpikiran logis terhadap gagasan abstrak
- Memiliki kemampuan untuk menyusun rencana atau strategi dan mulai bisa membuat berbagai keputusan
- Ia sudah mulai bisa mengaplikasikan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) dengan baik
- Anak mulai bisa membedakan antara hal-hal yang bersifat kongkrit dan abstrak
- Kemampuan menggunakan nalar hingga membuat serta menguji hipotesis
- Mulai belajar intropeksi dan berpola pikir efisien
- Mulai mencari jati diri.
- Perkembangan Emosi
Salah satu tantangan terbesar dari usia remaja adalah pergolakan emosi. Remaja memang memiliki pola emosi yang masih sangat labil. Anak yang mulai masuk ke dalam usia remaja awal sering terlihat mengalami emosi yang bergolak dan sangat reaktif.
Di sini, peranan lingkungan tempat ia tumbuh sangatlah penting. Apabila remaja tumbuh-tumbuh di lingkungan yang sehat, maka ia pun akan semakin baik dalam mengendalikan emosinya.
Sebaliknya, remaja yang dibesarkan di lingkungan yang penuh konflik akan mengalami kesulitan dalam meregulasi emosi yang dirasakan. Remaja dengan emosi yang labil cenderung akan lebih rentan terlibat di dalam kasus kenakalan remaja.
- Perkembangan Sosial
Remaja juga mulai akan mulai mencari “tempatnya” di tengah-tengah masyarakat. Ia akan mulai mendekati teman-teman sebaya yang memiliki kesamaan hobi, nilai-nilai kehidupan, dan lain sebagainya. Remaja juga cenderung berusaha mendapatkan pengakuan dari teman-temannya tersebut. Di situlah, sifat conformity atau mengikuti kehendak orang lain terbentuk. Ia bisa saja meniru gaya berpakaian, pola pikir, atau bahkan perilaku. Pergaulan dengan golongan yang salah bisa mengakibatkannya terjerumus di dalam kenakalan remaja.
- Perkembangan Kepribadian
Aspek terakhir adalah perkembangan kepribadian. Di tahap ini, anak berusaha mencari panutan untuk ditiru. Apabila di masa kecil ia mengidolakan orangtuanya, kini ia mulai bereksplorasi ke ranah yang lebih luas. Anak biasanya mencari panutan dari public figure terkenal.
Tokoh tersebut bisa jadi tokoh musisi, aktor dan aktris, atau bahkan atlet olahraga. Bahkan, tak jarang beberapa remaja memilih karakter kartun sebagai idolanya. Jangan kaget jika tiba-tiba ia gemar mengoleksi berbagai pernak-pernik idolanya.
Trigger atau Penyebab Munculnya Kenakalan Remaja

Tentunya, tidak semua remaja akan terllibat di dalam kenakalan remaja. Kenakalan yang dilakukan anak remaja umumnya dipicu oleh kondisi emosi anak yang tidak stabil. Selama hubungan antara orangtua dan anak berlangsung baik dan sehat, resiko terjadinya kenakalan remaja bisa ditekan. Namun, memang akan lebih baik jika Anda mengetahui penyebab atau trigger dari kenakalan remaja berikut ini:
- Kesalahan Pola Asuh
Banyak orangtua yang mengkhawatirkan pergaulan anaknya di luar dapat menjebaknya ke dalam kenakalan remaja. Faktanya, penyebab utama munculnya tindak kenakalan pada remaja justru berasal dari keluarganya. Pola asuh yang terlalu otoriter misalnya, bisa mengakibatkan anak remaja memberontak.
Selain itu, orangtua yang mengabaikan pendapat anak atau terlalu sering memarahi anak dapat membuat mereka memberontak di titik tertentu dalam hidupnya. Di sisi lain, kebiasaan memanjakan anak juga akan membawa dampak negatif. Anak akan jadi cenderung menjadi egois dan seenaknya sendiri.
- Anak Kekurangan Perhatian dan Kasih Sayang
Sama seperti kenakalan anak, kenakalan remaja juga bisa menjadi bentuk mencari perhatian. Orangtua yang terlalu sibuk mencari nafkah seringkali lupa mendampingi anak. Hal tersebut membuat anak menjadi kesepian dan merasa kekurangan kasih sayang. Dampaknya, ia pun berusaha mencari kasih sayang dari orang lain. Atau, bahkan membuat ulah hanya demi mendapatkan perhatian orangtuanya.
- Pengaruh Pergaulan
Seperti yang diulas sebelumnya, di dalam pergaulannya remaja akan cenderung mengikuti teman-temannya. Tentunya, selama lingkup pergaulannya terdiri dari orang-orang yang berkepribadian baik, tidak akan ada masalah. Masalah baru akan timbul jika teman-temannya ternyata punya kebiasaan buruk, seperti mengonsumsi minuman keras, merokok, atau bahkan melakukan tindakan vandalisme dan tawuran. Anak yang saat itu belum menemukan jati dirinya akan merasa bahwa ia harus melakukan hal yang sama jika ingin diakui teman-temannya.
- Pengaruh Media Sosial
Perilaku imitasi yang dilakukan remaja tak hanya sebatas mengikuti gaya idola maupun teman-temannya. Untuk mereka yang memiliki akses bebas ke platform medsos seperti TikTok dan Instagram akan menemukan banyak sekali hal-hal yang ditiru. Mereka akan cenderung memilih tren viral yang terkadang justru membahayakan diri dan orang lain.
Solusi Menghadapi Kenakalan Remaja
Pertumbuhan dari anak ke remaja memang menjadi fase yang sangat penting. Sedangkan, kenakalan remaja juga sebaiknya disikapi dengan cermat dan tegas. Namun, bukan berarti solusinya adalah dengan kekerasan. Berikut adalah beberapa solusi dalam menghadapi kenakalan anak remaja tanpa melibatkan kekerasan:
- Biarkan Anak Menghadapi Konsekuensi dari Perbuatannya
Sekilas memang terdengar kejam. Lagipula, tentunya tidak ada orangtua yang tahan melihat anaknya menderita, bukan? Akan tetapi, hukuman yang ia terima akibat kenakalannya akan menjadi pelajaran berharga bagi anak Anda. Tentunya, anak harus belajar bahwa di tiap tindakan yang ia lakukan, akan selalu ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dengan demikian, ia akan berpikir dua kali sebelum melakukan tindak kenakalan lain di kemudian hari.
- Bebaskan Anak untuk Mengeksplorasi Diri, Namun Berikan Batasan
Masa remaja sebenarnya sangatlah mirip dengan masa kanak-kanak. Anak remaja Anda sebenarnya sedang mengeksplorasi berbagai kemungkinan akan jadi apa dirinya kelak. Rasa penasarannya yang tinggi membuat ia ingin mencoba berbagai banyak hal.
Berikan kebebasan baginya untuk mengekspresikan diri. Namun, tentu saja Anda juga harus memperkenalkan batasan-batasan. Memberikannya ruang untuk berkembang akan membuat anak merasa nyaman dan percaya pada Anda. Sebaliknya, terlalu mengekang justru mengakibatkan anak merasa tidak nyaman.
- Membangun Komunikasi yang Baik dengan Anak
Banyak orangtua lupa bahwa anak-anak mereka juga perlu untuk didengarkan. Jadi, kurangilah mendikte, dan perbanyak mendengar cerita anak. Karena bagaimanapun juga, anak remaja juga membutuhkan teman terbaik untuk mendengarkan setiap cerita dan permasalahan baru yang mereka hadapi. Tentu saja, Anda ingin menjadi teman terbaik mereka, bukan. Dengan menjadi seorang pendengar yang aktif dan berempati, Anda bisa jadi lebih masuk ke dalam dunianya.
Pada dasarnya, kenakalan remaja merupakan bentuk ekspresi anak yang harus lebih diarahkan. Untuk melewati masa remaja dengan baik, Anda dan anak harus menjadi tim yang solid dan bisa saling diandalkan. Membutuhkan bantuan terkait kenakalan remaja? Anda bisa meminta bantuan jasa bimbingan konseling remaja. Konselor anak yang berpengalaman akan membantu Anda menjalin hubungan yang baik dengan anak remaja Anda.
Image sources: