Teman Baik vs Ortu Baik, Mana yang Dipercaya Anak?

Sebagai orang tua, kita sering merasa telah memberikan yang terbaik untuk anak: mencukupi kebutuhannya, memberikan pendidikan, hingga menjaga keselamatannya. Namun, ada momen-momen tak terduga yang membuat kita tersadar, anak ternyata lebih terbuka dan percaya pada temannya dibanding orang tuanya sendiri. Mengapa ini bisa terjadi? Apakah peran “teman baik” bisa mengalahkan kepercayaan terhadap “ortu baik”?

Artikel ini mencoba mengupas secara jujur fenomena yang semakin sering terjadi di kalangan remaja dan anak-anak masa kini.

Anak Butuh Didengar, Bukan Hanya Diarahkan

Orang tua kadang tanpa sadar terjebak dalam peran pengarah dan pengatur. Kalimat seperti “Kamu harusnya begini…” atau “Mama/Papa lebih tahu yang terbaik buat kamu,” bisa terdengar seperti dominasi, bukan empati. Sementara teman baik biasanya mendengarkan tanpa menghakimi, memberikan validasi emosi, dan hadir sebagai rekan setara.

Inilah yang membuat anak merasa lebih aman secara emosional ketika curhat ke teman dibanding orang tua. Mereka mencari tempat di mana mereka bisa menjadi diri sendiri, bukan versi “ideal” yang diharapkan orang tua.

Teman Adalah Cermin Dunia Nyata Mereka

Anak, terutama remaja, hidup dalam dua dunia: dunia keluarga dan dunia sosial (sekolah, media sosial, komunitas). Teman adalah bagian dari dunia yang mereka hadapi sehari-hari. Masalah seperti bullying, jatuh cinta, tugas kelompok, hingga identitas diri lebih mudah mereka ceritakan kepada orang yang mengalami hal yang sama: teman sebaya.

Sementara orang tua, meskipun punya niat baik, seringkali terlalu cepat memberi solusi tanpa memahami konteks sosial yang dihadapi anak. Hal ini membuat anak merasa, “Orang tua nggak akan ngerti,” dan memilih teman sebagai tempat berbagi.

Kapan Anak Lebih Memilih Teman?

Beberapa situasi umum di mana anak lebih cenderung percaya teman daripada orang tua meliputi:

  • Soal perasaan pribadi (patah hati, suka seseorang)
  • Ketidaknyamanan di rumah (pertengkaran orang tua, tekanan akademik)
  • Masalah identitas dan jati diri (soal orientasi seksual, minat yang berbeda)
  • Saat mereka takut dihukum atau dihakimi

Jika dalam situasi seperti ini orang tua tidak menunjukkan empati atau justru bereaksi negatif, anak akan menutup diri dan mencari pelarian ke luar rumah, termasuk ke teman yang dianggap lebih mengerti.

Tapi, Ortu Baik Tetap Punya Peluang Besar

Jangan salah. Anak bukan tidak butuh orang tua. Mereka tetap menjadikan orang tua sebagai fondasi utama dalam hidup mereka, hanya saja, kepercayaan itu harus dibangun, bukan diminta. Ortu yang baik tidak hanya memenuhi kebutuhan materi, tapi juga menjadi figur yang:

  • Mau mendengarkan dulu sebelum menghakimi
  • Bisa menunjukkan emosi dengan sehat (tidak mudah marah atau menyindir)
  • Konsisten dan terbuka pada perbedaan pendapat
  • Memberikan ruang anak untuk mengambil keputusan, bukan hanya memerintah

Ketika anak merasa aman secara emosional di rumah, mereka tetap akan datang ke orang tua di saat-saat penting. Bahkan, anak-anak yang dekat dengan orang tuanya cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih sehat dengan teman-temannya.

Jadi, Mana yang Dipercaya Anak?

Jawabannya: Tergantung siapa yang lebih dulu membuat mereka merasa dimengerti.

Kalau teman hadir dengan empati, sementara orang tua hadir dengan tuntutan, maka anak akan memilih temannya. Tapi kalau orang tua bisa menjadi ruang aman, pembimbing yang hangat dan bukan hakim yang menakutkan, maka anak akan kembali. Bahkan ketika mereka sempat “lari” ke teman, mereka tetap punya rumah untuk pulang.

Kesimpulan

Perbandingan antara teman baik dan ortu baik bukanlah kompetisi, melainkan refleksi. Jika anak lebih memilih temannya, bukan berarti kita gagal, itu sinyal untuk introspeksi: apakah selama ini kita lebih sering bicara daripada mendengar?

Menjadi orang tua yang dipercaya bukan soal menjadi sempurna. Tapi soal hadir, mendengar, dan mencintai tanpa syarat. Karena pada akhirnya, tidak ada yang lebih kuat dari ikatan anak dan orang tua, asal dijaga dengan hati.

Image Source :

Image by mego-studio on Freepik

Image by freepik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *