Stop Cuma FOMO, Yuk Fokus Kontribusi Nyata!

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, momen bersejarah saat para pemuda dari berbagai suku dan daerah mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Mereka adalah generasi muda yang tidak hidup di tengah kenyamanan, tapi justru dalam tekanan penjajahan, kesenjangan, dan keterbatasan. Namun dari keterbatasan itulah mereka melahirkan semangat persatuan dan menggerakkan perubahan.

Pertanyaannya sekarang: apakah generasi muda Indonesia hari ini masih punya semangat yang sama? Atau jangan-jangan lebih sibuk mengejar apa yang sedang tren, viral, dan keren… tapi lupa bertanya, “Apa kontribusiku buat bangsa ini?”

Generasi Digital, Tapi Gampang Baper

Kita hidup di zaman ketika informasi begitu cepat menyebar. Hari ini trending TikTok, besok sudah berganti. Kita bisa tahu apa yang sedang viral di New York atau Korea Selatan hanya dalam hitungan detik. Anak-anak muda zaman sekarang disebut “generasi digital native”, yang cakap secara teknologi tapi sayangnya sering gagal membangun kedewasaan karakter.

FOMO (Fear of Missing Out) bukan cuma istilah gaul, tapi sudah jadi kebiasaan. Takut ketinggalan tren, takut nggak update, takut nggak kelihatan keren. Akibatnya, banyak remaja lebih fokus pada pencitraan daripada pembentukan jati diri.

Pemuda Dulu: Berani Susah, Berani Berjuang

Coba bayangkan para pemuda tahun 1928. Mereka tidak punya Instagram, tidak ada trending topic, bahkan belum ada Indonesia sebagai negara. Tapi mereka punya satu hal yang sangat kuat: visi bersama untuk masa depan bangsanya.

Mereka sadar, bahwa perubahan tidak datang dari diam-diam saja. Tidak cukup hanya jadi penonton, apalagi cuma jadi komentator. Mereka turun tangan, melawan arus, dan mengorbankan kenyamanan pribadi demi tujuan yang lebih besar.

Generasi Sekarang: Penentu Arah Bangsa

Apakah generasi sekarang lebih lemah? Tidak juga. Justru dengan segala kemudahan yang ada, akses pendidikan, teknologi, dan jejaring global, anak muda sekarang punya potensi yang jauh lebih besar. Tapi yang perlu diingat: kemudahan bukan berarti kemanjaan. Kemajuan teknologi harus diimbangi dengan kematangan karakter.

Anak muda hari ini harus berani bertanya:

  • Apa dampak yang aku bawa untuk lingkungan sekitarku?

  • Apakah waktuku hanya habis untuk scroll atau aku sedang mengasah skill?

  • Apa peranku dalam komunitas, sekolah, bangsa?

2149132901

Stop FOMO, Mulailah BERKONTRIBUSI

Daripada hanya mengejar popularitas atau sekadar ikut-ikutan tren, yuk ubah cara pikir jadi “Apa yang bisa aku berikan?” Bukan berarti kita harus langsung jadi aktivis atau pemimpin besar, tapi dimulai dari hal kecil:

  • Berani menyuarakan hal baik meski tidak populer

  • Membantu teman yang kesulitan tanpa pamrih

  • Menyampaikan pendapat dengan sopan dan logis

  • Menjadi pelajar yang jujur dan bertanggung jawab

  • Mengasah potensi dan bakat secara konsisten

Karakter ini yang nantinya membentuk generasi tangguh, bukan generasi baperan.

Pengembangan Karakter: Pondasi Masa Depan

Pendidikan karakter bukan hal kuno. Justru ini yang akan membedakan pemuda yang hanya eksis, dan pemuda yang bermakna. Orang tua dan guru berperan penting dalam membina semangat ini. Ajarkan anak untuk tidak hanya mengejar pencapaian akademik, tapi juga belajar nilai seperti empati, disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab.

Bukan cuma soal “siapa yang paling pintar,” tapi juga “siapa yang paling peduli dan mau berkontribusi.”

Penutup: Saatnya Berani Bertanya

Di Hari Sumpah Pemuda ini, jangan hanya pasang twibbon atau upload quotes pahlawan. Lihat ke dalam diri dan tanyakan:

“Apa yang sedang aku perjuangkan hari ini?”

“Apakah aku hanya ingin kelihatan keren, atau sungguh ingin membawa perubahan?”

Karena sesungguhnya, bangsa ini tidak dibentuk oleh orang-orang viral, tapi oleh orang-orang yang berani berkontribusi, meskipun tidak terlihat kamera.

Jika Anda adalah orang tua yang membutuhkan arahan untuk membimbing anak-anak remaja Anda mengenali potensi mereka agar dapat mengembangkan diri dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor  profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. SOA memiliki program Potential Assessment yang dapat membantu mengenali potensi anak Anda. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan sesi konseling dan kerahasiaan yang terjamin.

Image Source:

Image by freepik

Image by cookie_studio on Freepik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *