Sering Mengkritik tapi Jarang Memuji? 

“Kenapa sih nilai kamu nggak pernah 100?”

“Kok bajunya berantakan terus sih?”

“Udah dibilangin berkali-kali, jangan taruh handuk sembarangan!”

Kalimat-kalimat di atas mungkin terdengar akrab di telinga banyak orang tua. Tanpa disadari, sebagian besar dari kita lebih cepat dan refleks mengkritik anak daripada memuji. Padahal, pujian adalah “makanan hati” yang bisa memperkuat ikatan emosional anak dengan orang tuanya.

Pertanyaannya: kenapa kita sering lebih mudah mengkritik daripada memuji?

Kritik Lebih Cepat Diucap, Pujian Sering Ditahan

Banyak orang tua menganggap kritik sebagai bentuk kepedulian. Dengan dikritik, anak jadi tahu kesalahannya dan bisa memperbaiki diri. Tapi tanpa dibarengi dengan apresiasi atas hal-hal positif, anak bisa merasa tidak pernah cukup baik di mata orang tuanya.

Kritik memang penting jika dilakukan dengan cara yang benar. Tapi jika itu menjadi satu-satunya bentuk komunikasi yang dominan, maka anak bisa tumbuh dengan rasa rendah diri, takut gagal, bahkan merasa tidak dicintai.

Sebaliknya, pujian sering kali dianggap sebagai “hadiah” yang hanya boleh diberikan kalau anak melakukan sesuatu yang luar biasa. Padahal, justru pujian kecil yang tulus setiap hari bisa membentuk rasa percaya diri dan identitas positif dalam diri anak.

Dampak Terlalu Banyak Kritik Tanpa Pujian

Ketika kritik menjadi dominan dalam hubungan orang tua dan anak, dampaknya bisa cukup serius:

  1. Anak merasa tidak cukup baik.

     Anak bisa berpikir, “Apa pun yang aku lakukan, tetap salah di mata orang tuaku.”

  2. Menurunnya rasa percaya diri.

     Anak ragu untuk mencoba hal baru karena takut dikritik lagi.

  3. Komunikasi jadi renggang.

     Anak enggan bercerita karena merasa setiap cerita akan diakhiri dengan koreksi.

  4. Munculnya kebencian atau pembangkangan.

     Anak bisa merasa muak dan akhirnya bersikap sebaliknya dari yang diharapkan.

  5. Hubungan emosional yang renggang.

     Anak lebih nyaman dekat dengan orang lain yang lebih menerima dirinya, bukan orang tua.

Pujian yang Tepat = Bukan Gombalan

Penting untuk membedakan antara pujian yang tulus dengan pujian basa-basi. Anak bisa merasakan mana pujian yang datang dari hati dan mana yang hanya formalitas.

Beberapa tips memuji dengan efektif:

  • Spesifik.

     Hindari pujian yang terlalu umum seperti “Bagus.” Cobalah, “Kakak tadi bantu adik beresin mainan ya, itu keren banget.”

  • Tulus.

     Jangan memuji hanya karena ingin anak melakukan sesuatu. Biarkan pujian menjadi bentuk penghargaan, bukan manipulasi.

  • Fokus pada usaha, bukan hanya hasil.

     “Mama senang kamu udah belajar keras, walaupun belum 100, kamu sudah berusaha maksimal.”
2148404227

Keseimbangan: Kritik yang Mendidik, Pujian yang Membangun

Menjadi orang tua bukan berarti harus selalu positif tanpa boleh mengoreksi. Tapi penting untuk menjaga keseimbangan. Kritik harus disampaikan dengan cara yang membangun, bukan menjatuhkan. Gunakan nada suara yang lembut, pilih kata yang sopan, dan ajak anak berdiskusi tentang solusinya.

Contoh:

Daripada berkata, “Kamu ceroboh banget sih!”

Coba katakan, “Tadi kamu lupa bawa buku, yuk kita pikirkan bareng gimana biar besok nggak kejadian lagi.”

Sebaliknya, jangan pelit memberi pujian. Sekecil apa pun kemajuan anak, layak diapresiasi. Dengan begitu, anak merasa diakui, dihargai, dan akan lebih terbuka menerima arahan.

Kesimpulan

Mengkritik memang lebih mudah, tapi memuji jauh lebih berdampak. Dalam proses tumbuh kembang anak, pujian adalah bahan bakar bagi rasa percaya diri mereka. Jangan sampai anak tumbuh dengan ingatan bahwa masa kecilnya dipenuhi koreksi tanpa pelukan, pujian, dan penghargaan dari orang tuanya.

Yuk, mulai hari ini, coba hitung: lebih banyak kritik atau pujian yang kita ucapkan pada anak hari ini? Jika jawabannya kritik, mungkin sudah saatnya kita mengubah cara komunikasi kita, demi hubungan yang lebih sehat dan anak yang tumbuh lebih bahagia.

Jika Anda membutuhkan arahan untuk membimbing anak-anak Anda, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor  profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan sesi konseling dan kerahasiaan yang terjamin. 

Image Source :

Image by freepik

Image by stockking on Freepik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *