Di era digital ini, tidak jarang orang tua merasa kehabisan cara menghadapi anak yang susah diatur. Saat anak rewel, tantrum, atau sulit diajak kerja sama, jalan pintas yang sering diambil adalah: beri saja gadget. Seketika, anak pun tenang, diam, dan tidak lagi membuat keributan.
Namun, tenangnya anak karena gadget hanyalah ketenangan semu. Di balik layar ponsel atau tablet itu, ada risiko besar yang bisa berdampak pada perkembangan emosional, sosial, bahkan otak anak jika penggunaan gadget dijadikan solusi utama dalam pola asuh.
Lalu, mengapa anak bisa susah diatur, dan kenapa gadget bukan jawaban yang tepat? Mari kita bahas bersama.
Kenapa Anak Bisa Susah Diatur?
Sebelum mencari solusi, penting untuk memahami dulu penyebabnya. Anak yang susah diatur tidak selalu berarti nakal atau membangkang. Beberapa alasan umum mengapa anak menunjukkan perilaku sulit antara lain:
1. Mencari Perhatian
Anak-anak belum bisa mengungkapkan kebutuhan emosional dengan cara dewasa. Maka ketika merasa diabaikan, mereka akan menunjukkan perilaku yang “mengganggu” agar diperhatikan, seperti berteriak atau tidak menuruti perintah.
2. Terlalu Banyak Larangan
Terlalu sering dilarang tanpa penjelasan membuat anak merasa dikendalikan dan akhirnya melawan. Anak butuh penjelasan dan keterlibatan, bukan sekadar aturan sepihak.
3. Butuh Ekspresi Energi
Anak usia dini memiliki energi yang sangat besar. Bila tidak disalurkan secara sehat (misalnya lewat bermain fisik), mereka akan mencari “saluran” sendiri, yang kadang dianggap sebagai perilaku tidak tertib.
4. Kurangnya Rutinitas
Anak merasa lebih aman dan tenang bila memiliki rutinitas yang jelas. Tanpa itu, mereka cenderung bingung dan gelisah yang akhirnya menunjukkan perilaku sulit dikontrol.
Kenapa Memberi Gadget Bukan Solusi?
Memang, memberi gadget terlihat menyelesaikan masalah secara instan. Tapi sebenarnya, itu hanya menunda bahkan memperparah akar masalahnya.
1. Mengganggu Kemampuan Regulasi Emosi
Anak yang selalu diberi gadget saat rewel tidak belajar mengelola emosinya secara mandiri. Mereka jadi terbiasa mengalihkan rasa bosan, marah, atau sedih lewat layar, bukan menyelesaikan emosi itu dengan cara sehat.
2. Risiko Ketergantungan
Semakin sering dijadikan penenang, semakin besar potensi anak mengalami ketergantungan pada gadget. Saat tidak diberi, anak bisa tantrum lebih parah.
3. Menghambat Interaksi Sosial
Gadget mengurangi waktu interaksi langsung antara anak dan orang tua. Padahal, kedekatan emosional sangat penting untuk perkembangan kepribadian dan kemampuan sosial anak.
4. Menurunkan Fokus dan Konsentrasi
Paparan layar yang berlebihan membuat anak sulit fokus dalam aktivitas non-digital seperti belajar, bermain konstruktif, atau mendengarkan orang lain.

Lalu, Apa Solusi yang Lebih Baik?
1. Pahami Emosi Anak, Jangan Langsung Reaktif
Saat anak sulit diatur, coba dengarkan dulu alasan atau perasaannya. Mungkin mereka lelah, lapar, cemas, atau hanya ingin diperhatikan. Validasi emosi anak sebelum memberi arahan.
2. Berikan Pilihan, Bukan Paksaan
Alih-alih memberi perintah tunggal, beri anak pilihan agar merasa dihargai. Misalnya:
“Kamu mau gosok gigi sekarang atau 5 menit lagi?”
3. Ciptakan Rutinitas Harian
Dengan jadwal yang teratur, anak akan merasa lebih aman dan tahu apa yang diharapkan. Misalnya: waktu bangun, makan, bermain, belajar, hingga tidur.
4. Alihkan dengan Aktivitas Menarik
Sediakan alternatif kegiatan saat anak mulai gelisah. Bisa dengan bermain peran, mewarnai, membacakan buku, atau aktivitas fisik di luar ruangan.
5. Libatkan Anak dalam Aktivitas Sehari-hari
Banyak anak menjadi rewel karena bosan atau merasa tidak dilibatkan. Coba ajak mereka bantu pekerjaan rumah sesuai usia, misalnya menyiram tanaman atau menata meja makan.
Kesimpulan: Gadget Bukan Obat, Tapi Hanya Penunda Masalah
Anak yang susah diatur adalah anak yang sedang butuh dipahami dan dibimbing. Memberi gadget mungkin membuat mereka diam sementara, tapi itu bukan solusi jangka panjang.
Sebagai orang tua, kita perlu hadir secara utuh bukan hanya secara fisik, tapi juga secara emosional dan psikologis.
Karena pada akhirnya, yang dibutuhkan anak bukan layar, tapi perhatian dan kehangatan dari orang tuanya. Yuk, pelan-pelan mulai membangun kebiasaan baru yang lebih sehat untuk tumbuh kembang anak kita!
Jika Anda membutuhkan arahan untuk membimbing anak-anak Anda agar mereka dapat bertumbuh dan berkembang dengan maksimal di era modern seperti saat ini, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan sesi konseling dan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :