Pernahkah Anda berinteraksi dengan seseorang yang memiliki perilaku pasif agresif? Mengatakan “tidak apa” namun dengan sikap gebas gebis, atau menjawab “terserah” namun apapun yang kita sarankan nampaknya diprotes oleh orang tersebut dan membuat kita bingung bahkan kesal. Perilaku pasif agresif sangat kompleks dan seringkali sulit dideteksi. Di kesempatan kali ini kita akan membahas tentang perilaku pasif agresif, mengenali ciri-ciri pasif agresif, dan mengapa meskipun terkesan baik, perilaku ini dapat menjadi sangat berbahaya dan toksik baik bagi diri kita maupun orang lain.
I. Apa itu Pasif Agresif?
Pertanyaan ini umum ditanyakan, bahkan mungkin tidak banyak yang mengerti istilah ini namun sering menjadi korbannya. Perilaku pasif agresif melibatkan mengekspresikan ketidakpuasan atau kemarahan secara tidak langsung atau tersembunyi. Individu yang bersikap pasif agresif cenderung menghindari konfrontasi langsung, namun menyampaikan perasaan negatif mereka melalui cara-cara yang lebih terselubung. Mereka mungkin mengabaikan tanggung jawab, menghindari komitmen, atau mengeluh tanpa mengambil tindakan konstruktif.
Meskipun demikian berikut ini beberapa perilaku yang dapat dikatakan mirip dengan pasif agresif namun bukan, di antaranya adalah:
1. Menghindari konfrontasi karena alasan kecemasan sosial atau ketidakpercayaan diri, bukan karena niat untuk menyembunyikan perasaan negatif.
2. Mengutip humor atau lelucon tanpa bermaksud untuk menyindir atau merendahkan orang lain.
3. Mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran dengan cara halus dan sopan, bukan untuk memanipulasi atau memanfaatkan emosi orang lain.
4. Menghindari tanggung jawab karena tidak memiliki kemampuan atau kewenangan untuk menangani situasi tersebut, bukan untuk menghindari pertanggungjawaban atas tindakan mereka.
II. Ciri-Ciri Pasif Agresif
Pasif agresif seringkali mudah dirasakan namun sulit dijelaskan. Berikut ini beberapa ciri – ciri yang apabila teman atau kerabat Anda memiliki ciri – ciri berikut maka dapat dikatakan ia memiliki perilaku pasif agresif. Ciri – cirinya adalah sebagai berikut:
- Penolakan langsung untuk berkonfrontasi atau menyampaikan masalah: Orang pasif agresif cenderung menghindari berbicara terus terang tentang masalah yang mereka alami dan memilih untuk menyimpannya dalam hati.
- Penghindaran tanggung jawab dan manipulasi emosional: Mereka seringkali enggan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan menggunakan manipulasi emosional untuk menghindari konsekuensi.
- Kritik terselubung atau menyamar: Pasif agresif menyampaikan kritik atau ketidakpuasan mereka melalui lelucon, sarkasme, atau pujian yang terdengar sebagai sindiran.
- Memanfaatkan perasaan bersalah orang lain: Mereka seringkali memanfaatkan perasaan bersalah orang lain untuk mendapatkan simpati atau mendapatkan keuntungan.
III. Terkesan Baik Nyatanya Toxic
Salah satu alasan mengapa perilaku pasif agresif sulit dideteksi adalah karena mereka seringkali menunjukkan sikap yang baik dan ramah serta tidak melakukan konfrontasi secara langsung. Namun, di balik kemasan baik itu, mereka menggunakan strategi manipulatif untuk mencapai tujuan mereka. Salah satu strategi yang paling umum adalah “Gaslighting,” di mana mereka meragukan kenyataan dan kewarasan orang lain untuk merayu atau memanipulasi situasi. Jadi pada dasarnya sikap pasif agresif adalah suatu bentuk manipulasi yang sangat berbahaya.
IV. Dampak Negatif pada Diri Sendiri
Perilaku pasif agresif dapat merugikan kesehatan mental dan emosional individu yang bersangkutan. Mereka cenderung mengalami perasaan rendah diri karena tidak mampu menyampaikan perasaan mereka secara jujur dan tidak mendapatkan solusi untuk masalah mereka. Akumulasi ketidakpuasan ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
V. Dampak Negatif pada Orang Lain
Tidak hanya berdampak pada diri sendiri, perilaku pasif agresif juga memiliki efek yang merugikan bagi orang lain. Interaksi dengan orang pasif agresif bisa mengakibatkan perasaan frustasi, bingung, dan kesulitan dalam memahami niat sebenarnya dari orang tersebut. Hubungan sosial menjadi tegang dan tidak sehat karena kurangnya transparansi dan komunikasi yang jujur.
VI. Cara Menghadapi Pasif Agresif
Menghadapi perilaku pasif agresif memerlukan kesadaran diri yang tinggi. Seseorang harus belajar untuk mengidentifikasi perilaku mereka sendiri yang bersifat pasif agresif dan berusaha untuk mengubahnya. Selain itu, menetapkan batasan yang sehat dalam berinteraksi dengan orang yang pasif agresif juga diperlukan untuk melindungi diri dari manipulasi dan konflik yang tidak perlu.
VII. Membangun Hubungan yang Sehat
Penting untuk membangun hubungan berdasarkan komunikasi yang jujur dan terbuka. Menghindari pola pasif agresif dan mempraktikkan sikap yang positif akan membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan mendukung.
Kesimpulan
Perilaku pasif agresif yang terkesan baik nyatanya sangat berbahaya dan toksik bagi diri kita maupun bagi orang lain. Mengidentifikasi ciri-ciri pasif agresif, memahami dampak negatifnya, dan belajar cara menghadapinya adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan harmonis. Dengan komunikasi yang jujur dan menghindari perilaku manipulatif, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling mendukung.
Apabila dalam persahabatan Anda, Anda merasakan persahabatan yang bersifat pasif agresif, dan membutuhkan bantuan yang lebih lanjut untuk mengevaluasi hubungan tersebut, janganlah ragu untuk mencari bantuan profesional dari seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman. Seorang psikolog profesional dapat membantu Anda menilai dan mengatasi tantangan persahabatan Anda dengan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :
Image by jcomp on Freepik
Image by karlyukav on Freepik