Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan komitmen seumur hidup ketika kita memutuskan untuk mempunyai anak. Saat anak masih kecil, rutinitas harian yang monoton seperti memberi makan, memandikan, mengganti popok dan mengajari berbagai hal baru menjadi hal-hal yang mengisi hari setiap orang tua dan merupakan sebuah kewajiban. Seiring pertumbuhan anak, kewajiban sebagai orang tua akan menyesuaikan dan berubah. Setelah mengalami bertahun-tahun kewajiban dan kegiatan rutin untuk anak, orang tua mungkin akan merasa jenuh dan mengalami parental burnout.
Apa yang DImaksud Parental Burnout?
Parental burnout adalah perasaan tertekan, terbeban dan kelelahan dengan rutinitas mengurus anak.
Akibat Dari Parental Burnout
Apabila parental burnout tidak diatasi, hal ini dapat mengakibatkan perasaan tidak terikat dengan anak dan meragukan kapasitas diri sendiri sebagai orang tua. Parental burnout dapat menyebabkan sejumlah akibat negatif yang buruk dan dapat mempengaruhi hubungan antara pasangan, hubungan orang tua dengan anak hingga emosi yang tidak terkendali, depresi dan rasa kebingungan. Dalam kondisi ekstrim, parental burnout dapat mengakibatkan munculnya pikiran-pikiran ingin kabur, mengabaikan bahkan membahayakan anak. Parental burnout juga dapat mempengaruhi hubungan Anda dengan pasangan dan menyebabkan gangguan dalam komunikasi dan mengakibatkan ketegangan dalam hubungan antar pasangan.
Ciri-ciri Orang Tua Mengalami Parental Burnout
Untuk kebaikan orang tua dan anak, parental burnout ini perlu dicegah, dan pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin. Mari kenali ciri-ciri orang tua yang mengalami parental burnout, agar hal ini tidak terlanjur membesar dan semakin sulit untuk diatasi :
- Seringkali parental burnout ditandai dengan rasa lelah yang sangat intens untuk menjalani rutinitas dan kewajiban sebagai orang tua sepanjang waktu.
- Orang tua merasakan keinginan untuk lepas dari anak-anaknya dan merasa tidak mampu lagi mengurus anak-anaknya.
- Muncul perasaan tidak berdaya, putus asa, dan kerap meragukan diri sendiri.
- Munculnya serangkaian gangguan pada fisik seperti sakit kepala, tegang pada leher dan otot-otot tubuh.
- Hilang motivasi untuk menjalani hari.
- Perubahan pola makan dan pola tidur yang ekstrim.
- Selalu merasa kesepian dan sendirian dalam menghadapi tantangan sebagai orang tua.
- Mengalami mood swing dan seringkali tidak dapat mengendalikan emosi.
- Menunjukkan kecenderungan perilaku untuk mengisolasi diri.
Orang tua yang mengalami parental burnout beresiko tinggi untuk menyalahgunakan alkohol hingga obat-obatan terlarang untuk menenangkan diri. Perlu diingat, hal ini banyak terjadi dan alkohol serta obat-obatan terlarang tidak dapat menjadi jawaban untuk menghadapi tantangan dalam mengasuh anak.
Beberapa Penyebab Orang Tua Mengalami Parental Burnout
Agar dapat mencegah terjadinya parental burnout, orang tua perlu mengenali penyebab terjadinya burnout. Mari simak penyebabnya berikut ini :
- Salah satu penyebab utama parental burnout adalah tingkat stress yang tinggi dengan kurangnya dukungan dan sumber daya untuk mengatasi beban mental tersebut.
- Orang tua menghadapi sebuah periode menantang dalam jangka waktu lama, seperti anak yang memiliki kondisi medis.
- Orang tua dengan anak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti spektrum autisme atau hyperactive.
Beberapa Cara Untuk Mencegah Parental Burnout
Untungnya, parental burnout ini adalah sebuah kondisi yang bersifat sementara. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat orang tua lakukan untuk diri sendiri untuk mengurangi maupun mencegah terjadinya parental burnout dan melepaskan rasa stress yang terpendam selama ini :
- Mengkomunikasikan perasaan Anda.
Hal pertama dan terutama yang perlu dilakukan saat Anda mengalami parental burnout adalah mengkomunikasikan perasaan Anda kepada pasangan. Biarkan pasangan Anda tahu bahwa Anda sedang berada pada kondisi sulit dan menantang serta membutuhkan dukungan dari pasangan Anda untuk mengatasi masalah ini. Jangan merasa malu untuk meminta pertolongan dari pasangan, dan jangan menuntut pasangan untuk dapat membaca pikiran Anda maupun mengerti perasaan Anda. Komunikasikan segala sesuatunya agar Anda tidak merasa menghadapi hal ini seorang diri.
- Menghabiskan waktu bersama teman.
Cara paling umum untuk mencegah parental burnout adalah pergi bersama teman. Sebagai orang tua kita memiliki banyak kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, memiliki support system yang kuat dapat membantu untuk mengurangi rasa stress, membangun kualitas hidup yang lebih baik dan menjaga kesehatan mental sebagai orang tua.
- Sediakan waktu untuk Me Time.
Menjadi orang tua dan menghabiskan sepanjang hari untuk mengurus anak serta pekerjaan lain sangat melelahkan secara fisik dan mental. Jadwalkan waktu untuk melakukan hal yang disukai seperti hobby atau olahraga. Hal sederhana seperti menyediakan waktu berendam selama 20-30 menit juga dapat sangat membantu. Bicarakan hal ini dengan pasangan dan apabila mungkin diskusikan untuk bergantian mengasuh anak disaat pasangan Anda memerlukan waktu me time dan melepaskan rasa stress.
- Mendengarkan musik.
Musik dapat mengubah suasana hati dan perspektif seseorang dalam waktu singkat. Penelitian membuktikan, saat mendengarkan musik, otak manusia mengeluarkan zat dopamine yaitu zat kimia pada saraf yang memicu perasaan bahagia. Disaat perasaan stress kembali melanda, cobalah untuk menyalakan musik yang menenangkan agar beban mental yang dirasakan berkurang.
- Melakukan perawatan diri.
Parental burnout terjadi karena banyak orang tua yang mencurahkan seluruh waktu dan energi untuk anak-anak mereka, sehingga mereka mengabaikan kebutuhan diri mereka sendiri. Namun, para orang tua perlu ingat, bahwa untuk dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak, perawatan dan kebutuhan diri sendiri perlu terlebih dahulu diutamakan. Kita tidak akan bisa menolong orang lain sebelum menolong diri sendiri. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk melakukan perawatan diri serta menyediakan ruang fisik, emosional dan mental untuk diri sendiri agar untuk dapat bernapas dan mengisi energi kembali. Dengan cara ini orang tua dapat menjaga kesehatan fisik dan mental untuk terus mendukung buah hati dalam tumbuh kembang mereka.
- Luangkan waktu berkualitas dengan pasangan.
Banyak pasangan yang tidak lagi memprioritaskan hubungan dengan satu sama lainnya setelah memiliki anak. Padahal hal ini sangat penting, karena meluangkan waktu bersama pasangan dapat menghidupkan kembali hubungan antar pasangan. Apabila hubungan antar pasangan tetap terjaga, hal ini dapat menjadi dasar yang baik untuk dinamika sebagai orang tua dalam mengasuh anak. Pasangan dapat menjadi pendukung hidup satu sama lain dan mitra yang kuat dalam melakukan berbagai hal. Jadi jangan menganggap sepele upaya untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan pasangan.
- Rutin berolahraga.
Selain musik, olahraga juga merupakan salah satu hal yang dapat menghasilkan zat dopamine pada tubuh. Oleh sebab itu, olahraga dapat sangat menolong untuk meredakan rasa stress dan depresi. Olahraga yang dilakukan dapat sesederhana berjalan kaki di sekitar rumah selama 15 menit.
- Cukup tidur.
Tidur adalah faktor yang sangat penting untuk kesehatan mental seorang manusia. Saat orang tua memiliki bayi yang baru lahir, sangat sulit untuk mendapatkan tidur cukup, sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan stress. Cobalah untuk bergiliran menjaga anak dengan pasangan agar Anda mendapat waktu untuk tidur. Tidur yang cukup dapat membantu meredakan stress, meningkatkan fokus, dan membantu dalam mengontrol emosi.
- Hadapi diri Anda sendiri dengan sabar.
Mengasuh anak adalah hal yang sangat menuntut fisik serta emosi. Sangat wajar apabila sering kali orang tua merasa kelelahan dan frustasi. Izinkan diri Anda untuk merasakan semua hal itu, dan jangan menuntut diri Anda untuk menjadi sempurna. Anda juga perlu mengingatkan diri bahwa Anda tidak perlu menghadapinya seorang diri.
- Meminta bantuan psikolog.
Tidak ada salahnya untuk menemui psikolog profesional untuk mendiskusikan tantangan-tantangan yang Anda alami sebagai orang tua. Seorang psikolog dapat memberikan tips dan trik untuk membantu orang tua mengatasi gejala-gejala parental burnout. Ingatlah, kesehatan mental Anda sangatlah berharga.
Apabila Anda ingin memastikan apakah stress yang dirasakan telah berkembang menjadi parental burnout atau tidak, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa konsultasi dengan psikolog dan konselor yang berpengalaman untuk membantu Anda secara konfidensial.
Image Source :