Di setiap zaman, selalu ada keluhan dari generasi sebelumnya tentang “anak muda zaman sekarang.” Ungkapan seperti “Anak muda sekarang lebih malas!”, “Mereka kurang sopan!”, atau “Mereka terlalu bergantung pada teknologi!” sering kali terdengar dari orang tua dan orang dewasa terhadap generasi muda.
Fenomena ini dikenal sebagai “Kids These Days Bias”, sebuah kecenderungan orang dewasa untuk menganggap anak-anak zaman sekarang lebih buruk dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, apakah anggapan ini benar? Ataukah ini hanya bias yang berulang di setiap generasi?
Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor psikologis di balik bias ini serta bagaimana cara berpikir lebih objektif dalam menilai generasi muda saat ini.
Apa Itu “Kids These Days Bias”?
“Kids These Days Bias” adalah sebuah kecenderungan psikologis di mana orang dewasa merasa bahwa anak-anak atau remaja zaman sekarang lebih buruk dalam berbagai aspek dibandingkan generasi mereka sendiri.
Bias ini bukanlah fenomena baru. Bahkan, sejak zaman Yunani Kuno, filsuf seperti Socrates sudah mengeluhkan bagaimana generasi muda dianggap kurang sopan, malas, dan tidak menghormati orang tua. Jika keluhan ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bukankah itu berarti bukan generasi mudanya yang berubah menjadi lebih buruk, tetapi justru pola pikir generasi tua yang selalu berulang?
Beberapa contoh anggapan keliru yang sering muncul:
“Dulu anak-anak lebih rajin, sekarang malas belajar.” → Padahal, tuntutan akademik saat ini lebih tinggi daripada generasi sebelumnya.
“Anak muda sekarang kurang sopan!” → Standar sopan santun berubah seiring perkembangan zaman, dan tidak berarti mereka tidak menghormati orang tua.
“Anak zaman sekarang terlalu bergantung pada teknologi.” → Teknologi memang lebih berkembang, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa mandiri.
Bias ini sering kali membuat generasi sebelumnya merasa lebih unggul dibandingkan generasi muda, tanpa melihat perkembangan yang sebenarnya terjadi.
Apa yang Menyebabkan Bias Ini?
Ada beberapa faktor psikologis yang menyebabkan orang dewasa cenderung menganggap generasi muda lebih buruk:
1. Nostalgia Bias
Banyak orang dewasa melihat masa muda mereka sendiri sebagai “masa emas”, di mana segala sesuatu terasa lebih baik, lebih sederhana, dan lebih menyenangkan. Kenangan ini sering kali terdistorsi, membuat mereka lupa bahwa generasi mereka pun dulu pernah dikritik oleh orang tua mereka sendiri.
2. Perubahan Sosial dan Teknologi
Setiap generasi tumbuh dalam lingkungan yang berbeda. Orang dewasa saat ini mungkin tumbuh tanpa internet atau media sosial, sementara generasi muda sekarang menggunakan teknologi sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Namun, perubahan ini tidak berarti buruk. Hanya saja, orang tua sering kali merasa sulit beradaptasi dengan perubahan zaman, sehingga menganggapnya sebagai sesuatu yang negatif.
3. Perbedaan Nilai dan Norma Sosial
Norma sosial berubah dari waktu ke waktu. Contohnya, dulu anak-anak dianggap harus selalu patuh tanpa bertanya, sedangkan sekarang mereka diajarkan untuk berpikir kritis dan mengemukakan pendapat.
Bagi beberapa orang tua, perubahan ini terasa seperti kurangnya sopan santun, padahal sebenarnya anak-anak hanya belajar untuk lebih percaya diri dalam berkomunikasi.

Benarkah Generasi Muda Lebih Payah?
Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa generasi muda saat ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan generasi sebelumnya.
Lebih adaptif dengan teknologi. Mereka bisa belajar banyak hal secara mandiri melalui internet dan lebih cepat dalam menguasai keterampilan digital.
Lebih peduli terhadap isu sosial. Gen Z lebih sadar akan isu lingkungan, kesehatan mental, dan hak-hak individu dibanding generasi sebelumnya.
Lebih kreatif dan inovatif. Dengan akses ke lebih banyak informasi dan teknologi, mereka memiliki lebih banyak peluang untuk menciptakan hal-hal baru.
Sebaliknya, generasi sebelumnya juga memiliki keunggulan yang berbeda, seperti lebih sabar dalam bekerja dan lebih terbiasa dengan keterbatasan sumber daya.
Daripada membandingkan dan menghakimi, lebih baik melihat bagaimana generasi ini berkembang dan bagaimana mereka bisa dikombinasikan dengan pengalaman generasi sebelumnya.
Bagaimana Cara Berpikir Lebih Objektif tentang Generasi Muda?
Daripada terus-menerus mengkritik generasi muda, coba lihat dari perspektif yang lebih objektif dan positif.
Pahami bahwa setiap generasi menghadapi tantangan yang berbeda. Jangan hanya membandingkan dengan pengalaman pribadi, tetapi lihat dari sudut pandang mereka.
Berikan bimbingan, bukan sekadar kritik. Jika ada hal yang menurut Anda perlu diperbaiki dari generasi muda, bantu mereka dengan cara yang membangun, bukan sekadar mengeluh.
Akui keunggulan mereka. Alih-alih hanya melihat kekurangan mereka, coba lihat sisi positif dan keahlian yang mereka miliki.
Belajar dari generasi muda. Jangan ragu untuk terbuka terhadap perubahan zaman dan bahkan belajar sesuatu yang baru dari mereka.
Mengubah cara berpikir ini tidak hanya akan membuat hubungan antar generasi lebih baik, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis bagi semua orang.
Kesimpulan: Stop Menghakimi, Mulai Mengerti!
Generasi muda bukan lebih buruk atau lebih payah dari generasi sebelumnya. Mereka hanya tumbuh di era yang berbeda, dengan tantangan dan keunggulan yang berbeda pula.
- Daripada terus mengkritik, lebih baik memahami dan mendukung perkembangan mereka.
- Bias “Kids These Days” adalah pola pikir yang berulang dari generasi ke generasi, dan sudah saatnya kita memutus rantai ini.
- Dengan membuka pikiran dan menerima perubahan, kita bisa membangun hubungan yang lebih baik antara generasi lama dan generasi baru.
Jadi, daripada hanya mengeluh, yuk jadi bagian dari solusi!
Jika Anda membutuhkan arahan untuk berkomunikasi dengan anak-anak Anda, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut untuk menjembatani perbedaan antar generasi. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan sesi konseling dan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :