Edukasi Seks Bukan Hal Tabu! Kapan Sih Mulainya?

Topik edukasi seks masih dianggap tabu oleh banyak orang tua di Indonesia. Padahal, keterbukaan dalam memberikan pemahaman yang tepat kepada anak tentang tubuh, relasi, dan batasan personal sangat penting sebagai bekal menghadapi dunia yang semakin kompleks. Ketika orang tua diam, anak tetap akan belajar. Bedanya, mereka akan mencari informasi dari internet, media sosial, atau teman sebaya yang belum tentu benar.

Lalu pertanyaannya, kapan sebaiknya edukasi seks dimulai? Jawabannya: sejak dini. Tentu saja dengan pendekatan yang sesuai dengan usia anak.

Mengapa Edukasi Seks Itu Penting?

Edukasi seks bukan sekadar bicara tentang hubungan seksual. Lebih dari itu, ini adalah cara memberikan pemahaman tentang:

  • Bagian tubuh dan fungsinya

  • Privasi dan batasan fisik

  • Perbedaan jenis kelamin

  • Pentingnya menjaga tubuh

  • Bahaya pelecehan dan bagaimana mengenalinya

Ketika anak diberi pemahaman secara bertahap dan sesuai usia, mereka lebih mampu menjaga diri dan memahami hak tubuhnya sendiri. Selain itu, mereka juga belajar menghormati orang lain dan tidak menjadi pelaku pelecehan tanpa sadar.

Tahapan Edukasi Seks Sesuai Usia

Usia 3–5 Tahun: Mengenal Tubuh

Pada usia ini, anak mulai penasaran tentang bagian-bagian tubuhnya. Orang tua bisa mulai dengan:

  • Mengajarkan nama bagian tubuh, termasuk alat kelamin, dengan istilah yang tepat (bukan nama samaran).

  • Menjelaskan bahwa ada bagian tubuh yang bersifat privat dan tidak boleh disentuh orang lain tanpa izin.

  • Membiasakan anak mengatakan “tidak” saat merasa tidak nyaman.

Contoh kalimat sederhana: “Bagian tubuhmu itu spesial dan milik kamu. Kalau ada yang menyentuh tanpa izin, kamu harus bilang ke Mama atau Papa.”

Usia 6–9 Tahun: Privasi dan Batasan

Saat mulai sekolah dasar, anak semakin terpapar lingkungan sosial. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk membahas:

  • Batasan fisik: siapa yang boleh menyentuh, kapan, dan kenapa.

  • Bahaya pelecehan dan apa yang harus dilakukan jika mengalami hal tidak menyenangkan.

  • Menjelaskan bahwa tubuh akan berubah seiring pertumbuhan, terutama menjelang pubertas.

Berikan kepercayaan dan ruang anak untuk bertanya, jangan malah menghakimi.

Usia 10–13 Tahun: Masa Pubertas

Usia ini sering jadi masa transisi. Anak mulai merasakan perubahan fisik dan emosional. Bahas topik seperti:

  • Menstruasi, mimpi basah, dan perubahan hormonal.

  • Konsep persetujuan (consent) dan relasi sehat.

  • Bahaya pornografi dan informasi yang salah dari internet.

Orang tua perlu lebih terbuka dan tidak mudah marah saat anak bertanya hal-hal sensitif. Jadilah sumber informasi yang dapat dipercaya.

Usia 14 Tahun Ke Atas: Relasi dan Tanggung Jawab

Saat memasuki masa remaja, pembahasan bisa lebih dalam:

  • Hubungan romantis yang sehat dan saling menghargai.

  • Risiko kehamilan remaja dan penyakit menular seksual.

  • Pentingnya komunikasi, kesetiaan, dan nilai-nilai pribadi.

Di fase ini, remaja butuh sosok yang bisa mendengarkan dan tidak menggurui. Alih-alih melarang pacaran secara keras, ajak diskusi terbuka tentang nilai dan konsekuensinya.

IMG 0067

Tantangan Orang Tua: Malu atau Tidak Siap?

Banyak orang tua merasa tidak siap atau malu karena dulu juga tidak mendapatkan edukasi seks yang baik. Namun, perubahan zaman menuntut kita untuk berubah. Ingat, memberikan edukasi seks bukan berarti membebaskan anak berbuat sembarangan, justru membekali anak untuk bisa membuat keputusan yang tepat.

Jika merasa tidak mampu menjelaskan sendiri, orang tua bisa:

  • Menggunakan buku edukasi seks anak-anak yang terpercaya.

  • Mengajak anak mengikuti workshop atau seminar edukasi seks.

  • Berkonsultasi dengan psikolog atau konselor remaja.

Penutup: Edukasi Seks = Perlindungan

Menghindari edukasi seks bukan solusi. Justru dengan edukasi seks yang tepat dan bertahap, anak belajar menjaga diri, menghormati orang lain, dan membangun relasi yang sehat di masa depan. Mulailah dari rumah, dari obrolan kecil, dari rasa percaya.

Edukasi seks bukan hal tabu, ini soal perlindungan, bukan sekadar informasi.

Jika Anda membutuhkan arahan untuk membimbing anak Anda mengenai topik yang sensitif seperti edukasi seks, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor  profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu dengan kerahasiaan yang terjamin. SOA juga memiliki SOA Learning Center yang dapat memberikan pelayanan Sex Education untuk mendukung Anda dan anak Anda.

Image Source :

Image by freepik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *