Hadirnya internet memang sangat mempermudah semua orang untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Dengan menggunakan internet, Anda juga bisa mengakses berbagai sarana hiburan. Di balik segala kemudahannya, internet juga memiliki sisi gelap. Cyber bullying adalah salah satunya. Seperti apakah bentuk dari cyber bullying dan dampaknya terhadap korban? Simak ulasan berikut.
Cyber Bullying, Apakah Itu?
Cyber bullying merupakan salah satu dari jenis bullying. Berbeda dari jenis bullying lainnya, tindakan perisakan ini terjadi lewat dunia maya. Sistem anonim yang berlaku di jagat internet semakin membuat pelaku bullying merasa leluasa untuk menindas targetnya. Walaupun, ada juga pelaku yang menggunakan fasilitas telepon, email, atau SMS untuk meneror korban.
Aksi bullying ini biasanya dilakukan oleh satu individu kepada individu lainnya. Atau, bisa juga pelaku dalam bentuk kelompok yang menarget individu tertentu. Tujuannya, tak lain adalah untuk menyakiti mental korban. Cyber bullying bisa dibilang merupakan bentuk bullying yang paling kejam dan berbahaya. Karena, tindakan penindasan ini dapat terjadi kapan pun dan dimana pun selama 24 jam penuh, bahkan di dalam rumah korban sekalipun. Sehingga, korban hampir tidak menemukan tempat yang tenang untuk bersembunyi maupun mempertahankan dirinya.
Jenis-jenis Tindakan Cyber Bullying
Saat Anda berpartisipasi di dalam diskusi bersama ribuan orang di dunia maya, ada kalanya diskusi tersebut memanas. Perdebatan pun seringkali menjadi tak terhindarkan. Akan tetapi, bagaimana Anda bisa membedakan mana yang masih termasuk perdebatan sehat dan wajar dengan cyber bullying? Berikut adalah jenis-jenis cyber bullying:
- Flaming: Pelaku biasanya melontarkan kata-kata provokasi untuk memancing reaksi amarah atau reaksi negatif lainnya dari korban. Pelaku juga tak segan untuk menyebarkan berita bohong mengenai korban
- Harrassment: Pelecehan juga bisa terjadi dalam bentuk virtual. Bentuk pelecehan yang biasanya dilakukan pelaku misalnya adalah dengan mengirim pesan berisi kata-kata yang menyinggung fisik maupun orientasi seksual korbannya. Korban juga kerap mendapatkan pesan bernada seksual dari pelaku
- Denigration: Denigration adalah tindakan yang ditujukan untuk menghancurkan nama baik seseorang. Pelaku bisa jadi merupakan teman sekelas atau orang yang terhubung di dunia nyata dengan korban. Pelaku kemudian menggunakan platfom media sosial untuk mengumbar kekurangan atau keburukan yang dimiliki oleh korban.
- Impersonation: Secara singkat, ini merupakan tindakan pencurian identitas pribadi. Pelaku membuat akun palsu atas nama korban dan berpura-pura menjadi orang tersebut. Ia kemudian menggunakannya untuk mengirimkan pesan yang tak sopan kepada orang-orang yang dikenal oleh korban. Bisa juga ia sengaja membuat status kontroversial menggunakan akun tersebut. Tujuannya adalah agar publik terkecoh dan menghujat korban.
- Trickery dan Outing: Trickery merupakan tindakan membujuk korban untuk membagikan foto-foto atau data pribadi yang bersifat private. Ia kemudian menyebarkan foto dan data pribadi korban untuk dilihat pengguna internet lainnya (outing). Ini sangat rentan terjadi pada anak-anak dan remaja.
- Exclusion: Korban sengaja dikucilkan dari grup atau komunitas online. Misalnya, ia diabaikan saat berada di dalam group chat game favoritnya. Pelaku seringkali mengajak orang lain untuk ikut mengucilkan korban
- Cyberstalking: Pelaku cyber bullying akan menguntit korban melalui media sosialnya. Awalnya, ia bisa saja hanya memanfaatkan Instagram atau Facebook. Namun, tidak menutup kemungkinan pelaku akan mengirimkan pesan SMS atau bahkan meneror korban melalui telepon.

Dampak Cyber Bullying
Dampak dari cyber bullying sudah pasti sama fatalnya dengan tindakan bullying lainnya. Bahkan, korban bisa merasakan jauh lebih tersudutkan. Karena, bahkan tindakan bullying tersebut masih bisa ia rasakan di rumah sendiri. Berikut adalah dampak yang diakibatkan oleh tindakan cyber bullying:
- Korban cenderung menarik diri dari berbagai bentuk interaksi sosial
- Korban merasa terkucilkan dari lingkungannya
- Korban menjadi lebih mudah cemas atau terkena anxiety
- Korban lebih mudah terkena depresi
- Mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di sekolah
- Korban cenderung menunjukkan penurunan nilai atau prestasi di sekolah
- Sering membolos
- Kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya mereka suka
- Menggunakan minuman keras atau obat-obatan terlarang
- Korban memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self-harming)
- Memiliki kecenderungan ingin bunuh diri
Cara Mencegah Cyber Bullying
Kerugian yang dirasakan anak yang menjadi korban cyber bullying sangatlah besar. Sebagai orangtua, Anda tentunya ingin memberikan perlindungan agar anak tidak menjadi target dari tindakan perisakan ini. Anda juga pastinya ingin memastikan anak bukan merupakan seorang bully di dunia maya. Walaupun tidak ada solusi pasti untuk benar-benar menghindari cyberbullying, Anda bisa meminimalisir resiko tersebut dengan cara:
- Mengajak Anak Berdiskusi tentang Cyber Bullying
Terlepas dari kemahiran mereka bersosial media, ironisnya masih banyak anak-anak yang belum mengetahui tentang cyber bullying dan bahayanya. Di sinilah Anda bisa mengajak anak berdiskusi bersama tentang cyber bullying. Diskusikan dengan suasana santai. Akan lebih baik jika Anda menanyakan apakah anak pernah berada di situasi dimana dia diintimidasi saat menggunakan media sosial.
- Mengajari Anak untuk Melindungi Data Privasinya
Dunia maya dihuni oleh ratusan ribu orang dengan karakter yang tidak bisa ditebak. Oleh karena itu, selalu ajari anak untuk melindungi data pribadi mereka. Misalnya, ajarkan mereka agar tidak membagikan foto-foto dan data pribadi kepada orang yang mereka kenal lewat aplikasi chatting atau followers di Instagram. Berikan pengertian bahwa di dunia maya, semua orang bisa membangun citra palsu. Selain itu, ajarkan agar anak-anak menolak dengan tegas apabila teman virtual mereka meminta foto-foto yang menunjukkan bagian tubuh tertentu, seperti payudara, dan lain sebagainya.
- Menanamkan pada Anak bahwa “Jarimu adalah Harimaumu”
Dengan berkembangnya teknologi informasi, “mulutmu harimaumu” saja tidaklah cukup. Anda juga perlu menanamkan bahwa anak juga harus bertanggung jawab terhadap apa yang ia posting atau lakukan di media sosial. Bahwa kata-kata yang ia lontarkan kepada orang lain melalui layar hp atau komputer merupakan cerminan dari karakternya di dunia nyata.
Berikan pendidikan empati bahwa walaupun ia tidak bisa bertatap muka dengan lawan bicaranya, mereka juga merupakan manusia sepertinya. Sehingga, kata-kata yang ia ketikkan bisa saja menyakiti hati orang tersebut. Tentu saja, etika bersosialisasi di dunia nyata juga harus diterapkan di dunia maya.
- Ajarkan Anak agar Tidak Menanggapi Cyber Bully
Bagaimana jika Anda mengetahui bahwa anak ternyata merupakan target cyber bullying? Anda bisa mengajaknya untuk tidak menghiraukan atau bereaksi apapun terhadap tindakan dari cyber bully tersebut.
Namun, anak tetap harus menyimpan bukti pesan-pesan melecehkan dari cyber bully tersebut sebagai bukti pelaporan kepada polisi. Dampingi anak dan berikan penguatan bahwa ia berhak dan bisa melaporkan tindakan bullying tersebut kepada pihak berwajib.
Cyber bullying memang bukanlah hal yang patut dianggap remeh. Alangkah baiknya jika orangtua dan guru sama-sama memberikan dukungan moral terhadap korban dari cyber bullying. Apabila Anda atau anak mengalami cyber bullying dan membutuhkan bantuan para ahli, jangan ragu-ragu untuk menghubungi jasa konseling yang berspesialisasi pada bidang pencegahan bullying.
Image Source :
Artikelnya sangat bermanfaat sehingga saya jadi lebih dalam mengetahui bahayanya cyberbullying dan cara pencegahannya.
Halo, terimakasih. Terus pantau website SOA untuk artikel menarik lainnya.