Sesekali merasakan kecemasan adalah bagian normal dari kehidupan. Banyak orang pasti akan mengkhawatirkan hal-hal seperti kesehatan, uang, atau masalah keluarga. Tetapi gangguan kecemasan melibatkan lebih dari sekadar kekhawatiran atau ketakutan sementara. Bagi orang dengan gangguan kecemasan, kecemasan tidak hilang dan bisa bertambah buruk seiring berjalannya waktu. Gejalanya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti performa dalam pekerjaan, tugas sekolah, dan hubungan.
Apa Itu Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan?
Kecemasan dapat digambarkan sebagai respons terhadap masa depan atau kemungkinan terjadinya ancaman. Hal ini terkait erat dengan rasa takut, yang merupakan respons terhadap ancaman langsung yang nyata atau yang dirasakan.
Ketakutan dan kecemasan adalah respons normal yang berkembang pada manusia dan hewan, serta respons secara fisik yang berhubungan langsung dengan sistem “lawan-atau-lari”.
Sistem saraf otonom mengontrol respons fight-or-flight dalam tubuh, dan respons secara fisik pada umumnya mencakup pelebaran pupil mata, peningkatan denyut jantung, dan peningkatan respirasi/pernapasan.
Respon kecemasan dapat mencakup peningkatan kewaspadaan (memperhatikan lingkungan sekitar) dan ketegangan otot. Hal ini bisa menjadi bersifat konstruktif, seperti pada saat seorang murid menghadapi ujian, saat berkompetisi dalam olahraga, atau saat seseorang berbicara di depan umum. Meskipun ini adalah respons yang normal dan sering kali membantu untuk merespon terhadap tanda bahaya, kecemasan dapat menyebabkan masalah ketika terlalu mudah terpancing, dan kecemasannya tidak dapat dinonaktifkan ketika tidak ada bahaya, atau ketika rasa cemas yang dirasakan terlalu kuat.
Kecemasan berlebihan yang menyebabkan penderitaan atau gangguan dan dapat mengganggu fungsi kehidupan normal sehari-hari, atau menyebabkan tidak dapat melakukan aktivitas penting dan juga memelihara hubungan, digolongkan sebagai gangguan kecemasan.
Apa Saja Jenis Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan?
Gangguan kecemasan dibedakan berdasarkan jenis objek atau situasi yang menyebabkan rasa takut, rasa cemas, atau menghindari melakukan sesuatu, serta berbagai pola pikir yang terkait dengan ketakutan atau kecemasan. Untuk dianggap sebagai sebuah gangguan, ketakutan atau kecemasan biasanya terjadi secara terus-menerus. Biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih, dan bukanlah kecemasan yang sifatnya wajar dalam fase perkembangan yang normal, misalnya seorang anak kecil takut atau merasa cemas berada jauh dari orang tuanya. Gangguan kecemasan biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan hingga dewasa.
- Fobia spesifik
Gangguan kecemasan yang paling umum dimiliki adalah fobia spesifik. Fobia spesifik adalah ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, seperti:
- Ketakutan terhadap laba-laba (arachnofobia)
- Takut akan ketinggian (akrofobia)
- Takut naik pesawat
- Takut berada di ruang sempit dan tertutup (klaustrofobia)
Kebanyakan orang sadar bahwa ketakutan (fobia) mereka berlebihan, tetapi mereka sering merasa tidak berdaya untuk mengendalikannya. Kadang-kadang fobia dapat dipicu setelah mengalami sebuah peristiwa yang traumatis (misalnya terjebak di ruang kecil atau melihat seseorang dilukai oleh hewan). Tetapi gejalanya terkait dengan rasa takut dan tidak terkait dengan pengalaman stress pasca trauma.
- Gangguan kecemasan sosial.
Dalam gangguan kecemasan sosial (fobia sosial atau kecemasan kinerja), seseorang merasa terlalu takut atau cemas tentang interaksi sosial atau situasi yang mungkin melibatkan pengalaman bahwa dia akan diperhatikan, diamati atau diteliti. Kesadaran diri tentang diamati oleh orang lain, atau tampil di depan orang lain, adalah normal. Namun, kecemasan sosial jauh lebih ekstrem dan dapat mengganggu dalam melakukan aktivitas normal. Fobia sosial mungkin terbatas pada situasi ketika seseorang berada di atas panggung seperti berbicara, bernyanyi, atau bertindak di depan orang lain atau mungkin dalam situasi umum dan berhubungan dengan orang lain.
- Gangguan kecemasan umum.
Gangguan kecemasan umum (GAD) ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang persisten dan berlebihan tentang banyak area berbeda yang sulit dikendalikan.
Gangguan kecemasan lainnya termasuk kecemasan yang dirasakan saat perpisahan, mutisme selektif, agorafobia (takut berada di luar rumah dalam berbagai situasi), dan gangguan panik (serangan panik berulang yang tidak terduga dan ketakutan akan serangan panik yang lebih banyak).
Gangguan kecemasan juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan. Obat-obatan atau zat lain (termasuk stimulan, kafein, dan kortikosteroid), juga termasuk obat-obatan yang dijual bebas seperti obat flu dan dekongestan, produk yang mengandung ephedra atau efedrin, pil diet, atau minuman energi. Penarikan dari konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu pada penderita adiksi juga dapat menyebabkan gejala seperti kecemasan.
Apa Saja Gejala dan Tanda Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan?
Gejala umum dan tanda-tanda gangguan kecemasan dapat meliputi:
- kegelisahan atau perasaan tegang
- Merasa mudah lelah atau kelelahan akut
- kesulitan untuk berkonsentrasi
- pikiran terasa “kosong”
- mudah marah
- ketegangan otot
- sakit kepala
- masalah tidur (kesulitan jatuh atau tetap tidur atau memiliki tidur yang tidak nyenyak)
Kecemasan yang terkait dengan suatu hal yang spesifik (fobia spesifik atau sederhana) atau ketakutan sosial (fobia sosial) juga dapat mengakibatkan serangan panik.
Serangan panik adalah episode tiba-tiba dari ketakutan yang intens dan/atau ketidaknyamanan fisik yang mencapai puncaknya dalam beberapa menit. Tanda dan gejala spesifik dari serangan panik meliputi gejala fisik dan emosional seperti:
- palpitasi (perasaan detak jantung yang cepat dan/atau tidak teratur)
- nyeri dada, sesak dada, atau ketidaknyamanan lainnya, merasa seperti sedang mengalami serangan jantung
- sesak napas atau kesulitan bernapas
- telapak tangan berkeringat
- mual atau rasa tidak nyaman di perut lainnya
- gemetar
- merasa pusing, goyah, atau ingin pingsan
- derealisasi (perasaan tidak nyata) atau depersonalisasi (perasaan terlepas dari diri sendiri)
- takut kehilangan kendali atau menjadi gila
- sensasi mati rasa atau kesemutan
- menggigil atau sebaliknya merasa panas (hot flashes)
- merasa seperti tersedak
- merasa seperti seseorang sedang sekarat
Apakah Mungkin untuk Mencegah Kecemasan?
Mencari cara yang sehat untuk mengatasi stres dapat sangat membantu dalam pencegahan kecemasan. Mendidik orang tua tentang fase-fase perkembangan anak dan juga apa saja peran orang tua, serta mengingatkan orang tua agar tidak bersikap terlalu melindungi anak, telah terbukti dapat membantu mencegah gangguan kecemasan pada anak-anak. Mempertahankan gaya hidup sehat, termasuk program olahraga secara teratur, makan makanan yang seimbang, dan tidur yang cukup dapat menjadi kunci untuk meminimalkan dan mungkin mencegah kecemasan.
Kapan Seseorang Perlu Mendapatkan Bantuan atau Pengobatan dalam Mengatasi Gangguan Kecemasan ?
Setiap orang pasti pernah mengalami beberapa gejala kecemasan, namun ketika gejala yang dirasakan dipicu oleh peristiwa normal yang tidak berbahaya, atau berlangsung dalam periode waktu yang tidak wajar, mungkin orang tersebut mengalami gangguan kecemasan. Demikian pula, jika gejala kecemasan sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk mencari evaluasi formal dari seorang psikolog. Gangguan kecemasan yang tidak diobati dapat mengganggu kesejahteraan hidup seseorang secara keseluruhan, menyebabkan keraguan terhadap diri sendiri, dan dapat meningkatkan risiko depresi, penyalahgunaan zat, dan bahkan percobaan bunuh diri.
Apabila Anda membutuhkan bimbingan lebih lanjut untuk mengatasi gangguan kecemasan, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa konsultasi dengan seorang psikolog atau seorang konselor yang berpengalaman untuk membantu Anda secara profesional serta dengan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :