Anak yang berbicara kasar seringkali membuat orang tua khawatir dan bertanya-tanya: apakah perilaku ini karena mereka meniru contoh dari lingkungan keluarga, atau hanya sekadar mencari perhatian? Apapun penyebabnya, kebiasaan ini tidak hanya berdampak buruk pada perkembangan karakter anak, tetapi juga mencerminkan pola asuh yang perlu dievaluasi.
Penyebab Anak Berbicara Kasar
1. Mencontoh Orang Tua atau Lingkungan
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka menyerap apa yang mereka lihat dan dengar, terutama dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Jika anak sering mendengar kata-kata kasar dari orang tua atau anggota keluarga lain, mereka cenderung meniru tanpa memahami sepenuhnya arti kata tersebut. Lingkungan lain, seperti teman sebaya, media sosial, atau televisi, juga bisa menjadi sumber mereka belajar bahasa kasar.
2. Mencari Perhatian (Caper)
Anak yang merasa kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mungkin menggunakan kata-kata kasar sebagai cara untuk menarik perhatian. Bahkan respons negatif seperti dimarahi atau ditegur dapat memberikan mereka rasa bahwa mereka sedang diperhatikan.
3. Ekspresi Emosi yang Tidak Terkelola
Anak-anak yang belum memahami cara mengelola emosi, seperti marah, kecewa, atau frustasi, sering kali menggunakan bahasa kasar sebagai pelampiasan. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka membutuhkan bantuan untuk belajar cara yang lebih baik dalam mengekspresikan diri.
4. Pengaruh Media dan Teknologi
Di era digital, anak-anak terpapar berbagai jenis konten melalui media sosial, permainan online, dan video di internet. Sayangnya, banyak konten yang tidak sesuai dengan usia mereka mengandung bahasa kasar, yang kemudian mereka tiru.
Dampak Anak Berbicara Kasar
1. Masalah dalam Hubungan Sosial
Anak yang terbiasa berbicara kasar cenderung kesulitan menjalin hubungan yang sehat dengan teman sebaya dan orang dewasa. Mereka mungkin dianggap tidak sopan atau sulit diajak bekerja sama.
2. Mencoreng Reputasi Keluarga
Kebiasaan berbicara kasar tidak hanya mencerminkan karakter anak, tetapi juga mencerminkan bagaimana keluarga membentuk perilaku mereka. Ini dapat mempengaruhi pandangan orang lain terhadap pola asuh di dalam keluarga.
3. Kesulitan Mengontrol Emosi di Masa Depan
Anak yang terbiasa melampiaskan emosi dengan bahasa kasar mungkin kesulitan mengembangkan keterampilan emosional yang sehat di masa depan. Ini bisa mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional mereka.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
1. Evaluasi Perilaku Sendiri
Orang tua harus bercermin dan mengevaluasi apakah mereka tanpa sadar menjadi contoh buruk bagi anak. Jika orang tua sering berbicara kasar, anak akan menganggap perilaku itu normal. Mulailah dengan mengubah pola komunikasi menjadi lebih positif dan penuh rasa hormat.
2. Ajarkan Anak Tentang Bahaya Bahasa Kasar
Jelaskan kepada anak bahwa berbicara kasar tidak hanya menyakiti orang lain, tetapi juga mencerminkan kurangnya kontrol diri. Gunakan contoh sederhana yang dapat mereka pahami, seperti bagaimana orang lebih menyukai teman yang berbicara dengan sopan.
3. Berikan Perhatian yang Positif
Jika anak berbicara kasar untuk mencari perhatian, gantilah cara Anda merespons mereka. Jangan memberikan perhatian yang berlebihan terhadap perilaku negatif, tetapi fokuslah pada saat mereka menunjukkan perilaku baik. Pujilah ketika mereka berbicara dengan sopan.
4. Bimbing Cara Ekspresi Emosi yang Sehat
Ajarkan anak untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Bantu mereka memahami bahwa marah atau frustasi adalah hal yang normal, tetapi harus diekspresikan dengan cara yang baik. Berikan contoh, seperti mengatakan, “Aku sedang marah, jadi aku butuh waktu untuk tenang.”
5. Batasi Pengaruh Negatif dari Media
Pantau apa yang anak konsumsi di media sosial, televisi, atau permainan online. Pastikan konten yang mereka akses sesuai dengan usia mereka dan memiliki pesan positif.
Bangun Komunikasi yang Sehat
Komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Anak-anak yang merasa didengar dan dihargai cenderung lebih sedikit menggunakan kata-kata kasar sebagai cara untuk menarik perhatian. Jadilah pendengar yang baik dan berikan ruang bagi anak untuk berbicara tentang perasaan mereka.
Kesimpulan
Anak berbicara kasar bisa disebabkan oleh meniru lingkungan, mencari perhatian, atau kurangnya keterampilan mengelola emosi. Peran orang tua sangat penting dalam membentuk kebiasaan berbicara yang baik, mulai dari memberikan contoh yang positif hingga membantu anak mengelola emosi mereka. Dengan bimbingan yang tepat, anak dapat belajar untuk berbicara dengan sopan dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar mereka.
Jika Anda adalah orang tua dan ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana cara untuk membangun karakter anak dengan positif, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional atau ahli di bidang kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. Seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :