Gara-Gara Storytelling Anak Dihiraukan, Jadi Fatal Akibatnya

Anak-anak sering kali terlihat “cerewet”. Mereka bercerita tentang hal-hal yang tampaknya sepele: mainannya rusak, temannya tidak mau berbagi, guru yang menurutnya galak, atau tentang mimpinya semalam. Tapi tahukah Anda, di balik cerita anak, ada pesan penting yang kadang luput kita dengar?

Banyak orang tua atau pengasuh tanpa sadar menyepelekan cerita anak dengan anggapan:

“Ah, cuma cerita anak-anak.”

“Udah ah, Mama lagi sibuk.”

“Nanti aja ya, itu kan gak penting.”

Padahal, cerita anak—atau “storytelling” mereka—adalah bentuk awal komunikasi, curhat, dan permintaan perhatian. Ketika cerita mereka terus-menerus diabaikan, itu bisa berakibat fatal secara psikologis dan sosial.

Cerita Anak = Sinyal Emosional

Anak-anak belum memiliki kemampuan verbal yang matang untuk menyampaikan perasaan atau peristiwa secara kompleks. Maka, mereka menggunakan cerita sebagai media untuk:

  • Menjelaskan kejadian yang membingungkan mereka

  • Mencari validasi atas perasaan mereka

  • Menguji apakah orang dewasa peduli dengan apa yang mereka alami

Ketika mereka merasa sedih, takut, bingung, atau marah, mereka akan “menitipkan” emosi itu lewat cerita, meski bentuknya ringan seperti menggambar monster atau curhat soal teman yang “nakal”.

Jika orang tua hanya mendengar separuh hati atau bahkan tidak menanggapi, anak akan mulai menarik diri. Lama-lama, mereka tidak lagi terbiasa mengkomunikasikan isi hati. Ketika masalah besar datang, mereka memilih diam.

Studi Kasus: Ketika Cerita Anak Diabaikan

Ada banyak kasus di mana tanda-tanda awal kekerasan, pelecehan, atau perundungan muncul dari cerita anak yang tampaknya remeh. Seorang anak mungkin berkata:

“Aku nggak suka sama Om itu, dia suka peluk-peluk.”

atau

“Aku nggak mau ke sekolah, temenku jahat.”

Jika orang tua merespons dengan, “Ah kamu aja kali yang terlalu sensi,” atau “Udahlah, biasa anak-anak,” maka pesan krusial itu hilang begitu saja. Dan yang lebih mengkhawatirkan, anak belajar bahwa membuka diri itu sia-sia.

Dalam beberapa kasus tragis, anak korban kekerasan atau pelecehan sebenarnya sudah memberi sinyal melalui ceritanya, tapi karena tidak dipercaya, akhirnya dampaknya baru diketahui saat sudah sangat terlambat.

Efek Jangka Panjang: Anak Tumbuh Dengan Rasa Tak Didengar

Saat anak-anak merasa cerita mereka tidak penting:

  • Mereka belajar menahan diri bahkan ketika mereka butuh bantuan.

  • Mereka menjadi rendah diri, merasa pendapat atau perasaan mereka tidak valid.

  • Mereka bisa tumbuh menjadi remaja tertutup, penuh trust issue, atau sebaliknya, pemberontak karena ingin didengar dengan cara yang ekstrem.

2148026235

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

1. Dengarkan Sepenuh Hati, Walau Cerita Tampak Sepele

Sisihkan gadget. Tatap mata anak. Respons dengan kalimat seperti,

“Oh iya? Lalu kamu merasa bagaimana?”

“Wah, seru juga. Terus apa yang terjadi?”

2. Validasi Perasaan Anak

Jangan buru-buru menyalahkan atau menasihati. Terkadang anak hanya butuh diakui perasaannya, bukan langsung diberi solusi.

3. Tanggapi Cerita Dengan Antusias

Meski cerita anak berulang atau imajinatif, tanggapi dengan minat. Bukan hanya soal ceritanya, tapi karena anak sedang menjalin koneksi emosional.

4. Berikan Waktu Khusus Bercerita

Jadikan storytelling sebagai rutinitas, misalnya sebelum tidur. Anak akan tahu bahwa ada momen di mana cerita mereka didengar dengan sungguh-sungguh.

Kesimpulan: Dengarkan Hari Ini, Selamatkan Esok Hari

Cerita anak bukan hanya kumpulan kata tanpa makna. Itu adalah jendela menuju dunia batin mereka. Jika hari ini kita tak meluangkan waktu untuk mendengar mereka, besok mereka bisa tumbuh tanpa tahu cara mengungkapkan rasa sakit, bingung bagaimana meminta bantuan, atau bahkan merasa tak pantas didengar.

Maka dari itu, yuk kita ubah cara kita mendengar. Karena sering kali, masalah besar muncul bukan karena anak tidak bicara, tapi karena kita tidak mendengar.

Jika Anda membutuhkan arahan untuk membimbing anak-anak Anda, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor  profesional untuk mendapatkan dukungan dan panduan lebih lanjut. Seorang konselor yang berpengalaman dapat membantu Anda dan anak Anda dengan sesi konseling dan kerahasiaan yang terjamin. 

Image Source :

Image via Freepik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *