Perundungan atau yang lebih dikenal sebagai bullying secara memprihatinkan terjadi di segala lapisan masyarakat. Mulai dari anak-anak usia sekolah, di antara rekan kerja di kantor, dalam lingkungan persahabatan dan bahkan juga di dalam keluarga. Tidak ada yang mau menjadi korban dari bullying. Namun sayangnya, perilaku bullying tidak mengenal latar belakang ekonomi, usia dan lain sebagainya. Bercanda juga sering dijadikan sebagai alasan untuk perilaku perundungan. Kebiasaan mengejek dan menghina orang lain juga seringkali dianggap remeh sebagai sesuatu yang biasa sehingga seringkali bullying terjadi tanpa disadari. Korban juga seringkali dianggap terlalu sensitif apabila menganggap serius perilaku-perilaku seperti ini yang ditujukan kepada mereka.
Dimanakah batas antara bullying dan bercanda? Kita perlu mengedukasi diri dengan lebih baik mengenai perbedaan antara bercanda dan perundungan. Sebab dampak dari bullying sendiri sangat besar dan dalam kasus ekstrim dapat mendorong korban untuk mengakhiri hidupnya. Mari kenali lebih lanjut perbedaan antara perundungan dan bercanda.
Perbedaan Antara Perudungan dan Bercanda
Jadi sebenarnya apa yang membedakan antara perundungan dan bercanda? Batas diantara bullying dan bercanda seringkali dianggap sebagai area abu-abu. Namun, terdapat indikasi-indikasi dasar yang dapat membantu kita membedakan keduanya. Untuk itu, mari kita kenali dulu masing-masing arti dari bercanda dan bullying.
Bercanda Positif
Ketika seseorang menggoda atau bercanda, itu bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk memancing reaksi dari orang lain, dan seringkali juga interaksi ini berakhir dengan saling menggoda dan bercanda. Bercanda dapat memperkuat hubungan dengan menunjukkan kedekatan dan kasih sayang dengan orang lain. Bercanda dapat membantu menyampaikan teguran secara halus kepada orang lain tanpa menyakiti perasaan orang tersebut. Misalnya, menggoda seseorang karena berbicara dengan mulut penuh saat makan. Hal ini dapat termasuk sebagai berkomunikasi tanpa konfrontasi langsung, namun sekaligus dapat menyampaikan bahwa ini bukanlah perilaku yang sopan dan diterima secara sosial. Menggoda juga merupakan metode tidak langsung dan tidak mengancam untuk menyelesaikan konflik dengan menyediakan jalan keluar untuk mengekspresikan rasa frustrasi atau ketidaksetujuan.
Bercanda adalah suatu hal yang positif ketika:
- Hal ini terjadi dalam sebuah hubungan yang kuat dengan dua orang yang menghargai satu sama lain dan memiliki rasa kasih sayang.
- Tidak mengakibatkan orang yang digoda merasa stress atau tertekan.
Kapan Tindakan Bercanda Menjadi Bullying?
Bercanda dapat menjadi sebuah pedang bermata dua. Di satu sisi bercanda dapat digunakan untuk mempererat sebuah hubungan. Namun, di sisi lain bercanda dapat digunakan untuk mengasingkan, mengkritik, dan mempermalukan orang lain. Interaksi bercanda yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa sayang dapat berubah sewaktu-waktu menjadi pertengkaran ketika orang yang digoda merasa tertekan oleh godaan tersebut. Bercanda mengenai penampilan fisik hampir selalu menyakitkan dan menyebabkan rasa malu atau terhina bagi seseorang yang menerimanya. Hal ini tidak mengherankan, karena penampilan adalah salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap identitas diri seseorang, penerimaan sosial dan sering kali hal ini berada di luar kendali setiap orang.
Bercanda menjadi intimidasi ketika:
- Memberi rasa tidak nyaman kepada orang yang jadi objek bercanda. Berbeda dari tersinggung, ketidaknyamanan ini terasa mengganggu.
- Bercanda ini bersifat merendahkan dan menghina. Bercanda dengan dua elemen tersebut sama sekali tak bisa ditoleransi.
- Ada ketidakseimbangan kekuatan, dimana orang yang bercanda memiliki lebih banyak kekuatan atau dominasi di antara teman sebayanya dibandingkan dengan orang yang digoda.
- Canda yang sama terjadi berulang kali dan terus menerus ditujukan kepada orang yang sama.
- Memojokkan objek bercanda sebagai tujuan atau topik utamanya. Apalagi jika sudah main fisik.
- Orang yang menerima godaan merasa tertekan dan marah.
- Bercanda yang dilakukan hanya memuaskan satu pihak saja. Bercanda yang sehat seharusnya membuat semua pihak yang terlibat tertawa dan senang. Tapi jika hanya memuaskan satu pihak, sementara pihak lain jadi bulan-bulanan, hal itu bisa dikategorikan sebagai bullying.
- Orang yang diejek mengalami luka emosional atau fisik dari interaksi tersebut. Perlu diingat bahwa beberapa orang, terutama laki-laki mungkin tidak menunjukkan perasaan sedih atau bahwa mereka terluka secara emosional. Kita dapat menanyakan bagaimana perasaan orang tersebut mengenai tindakan yang diterima.
Ketika Bercanda yang Mengarah Pada Bullying Terjadi di Antara Anak-anak
Apa yang dapat orang dewasa atau pendidik dan pengasuh lakukan ketika intimidasi terjadi di antara anak-anak? Sebagai orang dewasa, kita perlu secara aktif campur tangan. Kita perlu mengarahkan mereka bagaimana melakukan bercanda yang sehat. Terkadang kita perlu memberikan ruang untuk anak-anak berinteraksi dan tidak selalu terlibat, namun pengecualian yang perlu diperhatikan adalah saat intimidasi terjadi. Sebab perlu diingat bahwa tindakan intimidasi tidak dapat diterima dan tidak boleh ditoleransi.
Bicarakan dengan anak yang melakukan intimidasi tentang mengapa mereka melakukannya. Gunakan informasi yang Anda dapatkan untuk berdiskusi tentang cara-cara alternatif untuk menjalin pertemanan yang sehat dengan teman-teman sebayanya. Periksalah lebih lanjut apakah anak tahu bagaimana cara yang sehat untuk berinteraksi dengan orang lain? Apakah anak menggunakan ejekan atau intimidasi sebagai sebuah cara untuk mendapatkan perhatian dan berkomunikasi dengan teman sebayanya? Tekankan kepada anak bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima dalam kelompok sosial dan anak perlu menyesuaikannya.
Selanjutnya, bicaralah dengan anak yang menjadi korban bullying untuk mengetahui bagaimana perasaannya. Beritahukan pada mereka bahwa mereka pantas diperlakukan dengan rasa hormat oleh orang lain. Jika anak yang menjadi korban mengalami kesulitan untuk percaya diri, diskusikan cara-cara agar dia dapat memberi tahu anak lain yang mengganggu atau menindasnya untuk berhenti melakukannya. Pastikan anak tersebut mengetahui bahwa mereka berbicara dengan orang dewasa yang dipercaya jika ejekan atau perundungan tersebut berlanjut.
Untuk Diri Anda Sendiri
Waspadai perilaku bercanda Anda sendiri. Pastikan bercanda yang dilakukan memiliki dampak yang positif. Terutama ketika bercanda dengan anak-anak. Perlu diingat bahwa anak-anak yang lebih kecil usianya mungkin tidak memahami bercanda yang Anda lakukan, terutama sarkasme dan mungkin dapat menganggap bercanda yang Anda lakukan menyakitkan.
Evaluasi tentang pengalaman Anda sendiri dengan intimidasi, dan bagaimana pengalaman yang terjadi serta perasaan yang terkait dapat mempengaruhi cara Anda menangani sebuah situasi intimidasi.
Apabila ada orang lain yang mengutarakan kepada Anda bahwa mereka tersinggung atau tersakiti dengan bercanda Anda, janganlah ragu untuk meminta maaf untuk dampak yang Anda timbulkan tersebut. Tegaskan kembali bahwa Anda tidak bermaksud menyakiti perasaan dan menimbulkan rasa tertekan kepada orang tersebut. Hal ini dapat berubah menjadi sebuah pengalaman yang baik.
Jika Anda mengalami bullying dan merasa kewalahan dalam mengatasi tindakan intimidasi yang terjadi atau mengenal seseorang yang menjadi korban bullying, janganlah ragu untuk menghubungi seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman untuk membantu dengan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :
Image by shurkin_son on Freepik
Image by cookie_studio on Freepik