Bagi anak dengan learning difficulties sekolah merupakan sebuah kegiatan yang sangat menantang. Dengan kebutuhan-kebutuhan khusus yang harus disesuaikan, kebanyakan anak dengan learning difficulties akan mengalami tantangan-tantangan tersendiri apabila masuk di sekolah konvensional. Tidak sedikit orang tua yang memiliki anak dengan learning difficulties memilih untuk mendidik anaknya di rumah dengan metode homeschooling.
Apa yang dimaksud dengan Homeschooling?
Homeschooling secara umum dapat diartikan sebagai pendidikan yang dapat ditempuh oleh siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya di rumah. Homeschooling adalah model pendidikan dimana orang tua memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya. Konsep utamanya adalah keterlibatan keluarga secara aktif dalam menyelenggarakan pendidikan. Proses homeschooling dapat diselenggarakan sendiri, maupun dapat melibatkan berbagai lembaga pendidikan seperti kursus, klub, komunitas, guru les privat, dan lain sebagainya. Meskipun dapat melibatkan institusi-institusi lain, esensi utamanya adalah keluarga bertindak sebagai penanggung jawab utama untuk menyelenggarakan pendidikan dan tidak hanya sekedar menitipkan anak untuk dididik di sebuah lembaga pendidikan tertentu. Kegiatan yang diberikan dalam homeschooling dapat dirancang sesuai dengan kemampuan dan keinginan anak.
Dalam pelaksanaannya, homeschooling sebagai sebuah model pendidikan alternatif memiliki berbagai variasi, diantaranya homeschooling terstruktur atau yang disebut sebagai school at home. Metode ini sama seperti yang dilakukan di sekolah, hanya saja dilakukan di rumah dengan jam-jam yang sudah disusun untuk mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran tertentu. Selain itu, ada metode homeschooling tidak terstruktur dimana proses belajar untuk anak tidak terjadi hanya saat jam belajar saja. Proses belajar anak dapat dilakukan di mana saja dan tidak terbatas pada jam tertentu. Belajar dapat dilakukan sepanjang hari dengan kegiatan-kegiatan bebas. Sumber pelajaran untuk metode homeschooling tidak terstruktur juga tidak terbatas hanya dari buku atau dari seorang pengajar, tetapi dapat belajar dari mana saja dan dengan siapa saja.
Apa Pertimbangan Untuk Memilih Homeschooling Bagi Anak dengan Learning Difficulties?
Menurut penelitian dan studi yang telah dilakukan, berbagai pertimbangan orang tua yang memiliki anak dengan learning difficulties dan telah memilih untuk melakukan homeschooling untuk anak-anaknya salah satunya adalah kondisi psikologis anak. Pilihan untuk melakukan homeschooling biasanya dibuat setelah anak mencoba untuk bersekolah di sekolah umum namun tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Berbagai tantangan seperti kecepatan belajar yang berbeda dengan anak-anak lain, hingga berbagai kebutuhan anak dengan learning difficulties yang membutuhkan bimbingan ekstra serta waktu lebih banyak untuk menguasai sesuatu menjadi penyebab orang tua memutuskan untuk mendidik anak dengan learning difficulties menggunakan metode homeschooling. Ketidakmampuan anak untuk mengikuti kecepatan belajar teman-teman lain di kelas juga memberikan dampak yang kurang baik untuk anak seperti perasaan frustasi dan minder.
Dari pengalaman orang tua yang telah mengalami hal tersebut, perasaan-perasaan ini lambat laun berkembang menjadi efek fisik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ada anak yang tiba-tiba demam. Ada juga anak lainnya yang menjadi emosional setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah dan marah-marah tanpa sebab. Setelah dianalisa, kondisi-kondisi ini dipicu dari rendahnya self esteem anak-anak tersebut karena merasa stress dan memiliki pencapaian belajar yang sangat berbeda dari teman-teman sekelasnya.
Berbagai Kendala Homeschooling Bagi Anak dengan Learning Difficulties
Pada kenyataannya keputusan untuk melakukan homeschooling pada anak tidak selalu berjalan tanpa hambatan. Seringkali orang tua yang memutuskan untuk melaksanakan homeschooling untuk anaknya mendapat pandangan dan respon negatif dari orang lain. Terutama di Indonesia, mayoritas masyarakat masih berpandangan bahwa pendidikan hanya dapat ditempuh melalui sekolah formal. Salah satu kendala lainnya adalah ketidak percayaan diri orang tua yang terkadang merasa ragu dengan apa yang sudah diajarkan kepada anak. Banyak orang tua yang melakukan pendidikan homeschooling mengaku bahwa mereka terkadang merasa tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tepat untuk mengajar anak-anak mereka, dan hal ini terkadang membuat orang tua meragukan diri sendiri.
Tips Untuk Homeschooling Bagi Anak dengan Learning Difficulties
Apabila Anda adalah orang tua yang sedang mendidik anak dengan learning difficulties di rumah dengan metode homeschooling atau sedang mempertimbangkan menempuh jalan tersebut, berikut adalah beberapa tips homeschooling anak dengan learning difficulties yang perlu orang tua ingat dan ketahui :
- Kembangkan talenta anak.
Tuhan telah menciptakan setiap manusia memiliki talenta, karunia, kekuatan dan tempat khusus di alam semesta ini. Orang tua yang membantu anak melalui homeschool dapat memiliki kesempatan untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan talenta dan karunia ini.
- Kompensasi kelemahan-kelemahan anak.
Anak dengan learning difficulties misalnya disleksia adalah salah satu kelemahan tersebut. Hal ini menghambat perkembangan kemampuan anak dalam membaca dan sering kali hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua yang mendidik anak disleksia. Orang tua yang memiliki anak disleksia dapat berusaha mengkompensasikan kelemahan anak dengan membuat daftar kata-kata sederhana yang ejaannya mudah. Berlatih membaca kata-kata mudah tersebut bersama anak sambil menunjuk setiap kata yang dibaca hingga anak menghafal seluruh kata-kata tersebut. Setelah anak menguasai kata-kata tersebut, buatlah daftar kata-kata lainnya untuk dilatih lagi bersama-sama.
Orang tua dengan anak yang memiliki Attention Deficit Disorder (ADD) yang biasanya cukup canggung dalam lingkungan sosial dapat berlatih keterampilan-keterampilan sosial dasar bersama anak. Misalnya, berlatih merasakan empati terhadap seseorang, berlatih kesabaran, mendengarkan secara aktif akan apa yang orang lain utarakan, resolusi konflik dalam pertemanan, memiliki rasa hormat terhadap orang lain, dan lain sebagainya.
Orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan lain dapat mencari ide-ide praktis untuk bagian-bagian kelemahan anak dan melatihnya bersama.
- Gunakanlah teknik multi-indra (multi-sensory techniques)
Lakukanlah pekerjaan membaca dengan anak secara langsung. Misalnya, membuat kartu-kartu yang berbentuk huruf dan membentuk kata dari kain felt, potongan kardus, glitter dan lem. Anda dapat juga mengajak anak melukis atau menulis dengan cat dan jarinya, serta mengajak anak menyanyikan ejaan-ejaan kata, berhitung sambil melompat. Memang hal ini butuh waktu, namun dengan latihan anak akan mengerti pola-polanya.
Orang tua juga dapat mencari sumber-sumber online yang menyediakan buku panduan dalam kegiatan sastra untuk anak-anak. Terdapat banyak buku panduan belajar untuk anak-anak yang penuh dengan aktivitas dan latihan keterampilan phonics yang sangat cocok untuk digunakan oleh anak-anak dengan kesulitan belajar.
- Jangan lupa untuk bersenang-senang dengan anak.
Selipkan sesi-sesi menyenangkan untuk anak diantara kegiatan belajar, agar anak tidak mengasosiasikan kegiatan belajar dengan perasaan tidak menyenangkan. Apabila anak menyukai waktu belajarnya, maka anak akan lebih semangat untuk berlatih dan mengembangkan kemampuannya.
Apabila Anda ingin mendapatkan informasi lebih jauh mengenai cara yang tepat untuk homeschooling bagi anak dengan learning difficulties atau mencari sekolah untuk anak dengan learning differences, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa konsultasi dengan psikolog dan konselor yang berpengalaman untuk membantu Anda secara konfidensial.
Image Source :
Mother and daughter photo created by our-team – www.freepik.com
Preschool teacher photo created by prostooleh – www.freepik.com