Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1 dari 5 penduduk di Indonesia memiliki potensi untuk mengalami mental health disorder atau gangguan kesehatan mental. Angka ini semakin meningkat. Mental health disorder sendiri memiliki berbagai macam bentuk yang dapat didiagnosa oleh seorang psikolog atau psikiater profesional dengan melakukan berbagai penilaian psikologis (wawancara, observasi, assessments dan tes-tes).
Seringkali, seseorang tidak hanya memiliki satu macam mental health disorder. Seseorang dapat memiliki beberapa tipe mental health disorder sekaligus karena keberadaan sebuah mental health disorder seringkali juga mengakibatkan munculnya gangguan yang lain maupun saling mempengaruhi. Penyalahgunaan zat juga menjadi salah satu penyebab untuk munculnya mental health disorder.
Orang-orang yang memiliki mental health disorder sering kali tidak terlihat terganggu dan terlihat normal bagi orang-orang awam. Dan tidak jarang tanda-tanda ini terlewat dan tidak teridentifikasi oleh orang-orang terdekat hingga sudah terlambat. Mari kita kenali lebih lanjut gangguan-gangguan kesehatan mental yang paling umum dialami, agar kita dapat menolong diri kita sendiri maupun orang-orang di sekitar kita yang kita kasihi.
Apa Saja Tipe-Tipe Mental Health Disorder yang Paling Umum ?
Istilah mental health disorder atau gangguan kesehatan mental mengacu pada banyak kondisi berbeda yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Gangguan-gangguan ini dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan dan memahami dunia. Gangguan kesehatan mental dapat membuat seseorang merasa sulit untuk melakukan rutinitas sehari-hari seperti pergi bekerja, pergi ke sekolah, menjalin hubungan, dan bahkan juga melakukan tugas-tugas sederhana.

Terdapat 10 jenis gangguan kesehatan mental yang paling umum dialami, berikut daftarnya :
● Gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan sebenarnya merupakan sekelompok gangguan-gangguan. Yang termasuk dalam gangguan kecemasan adalah gangguan kecemasan sosial, fobia yang tidak dapat dijelaskan terhadap hal-hal tertentu, gangguan kecemasan yang sifatnya general, serangan panik dan agorafobia (rasa takut atau cemas yang berlebihan apabila berada di sebuah tempat atau situasi yang dapat memicu penderitanya merasa panik, terperangkap, tidak berdaya, atau malu). Agorafobia biasanya muncul saat penderita sedang berpergian atau berada di tempat umum.
Orang-orang dengan gangguan kecemasan akan sering merasa sangat khawatir mengenai situasi-situasi biasa. Apabila Anda memiliki gangguan kecemasan, Anda mungkin akan merasa cemas atau perasaan teror yang tiba-tiba muncul yang dapat berujung pada terjadinya serangan panik.
● Gangguan afektif bipolar.
Gangguan afektif bipolar sebelumnya dikenal sebagai gangguan depresi manik. Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang mengalami mania dan depresi yang ekstrem. Orang yang memiliki gangguan afektif bipolar juga mungkin memiliki gejala psikotik. Penyebab gangguan afektif bipolar tidak diketahui, tetapi beberapa ahli berpendapat bahwa ada kerentanan genetik terhadap keadaan bipolar. Jika seseorang merasakan stress, gejala-gejala bipolar mungkin menjadi lebih jelas.
● Depresi.
Depresi adalah sebuah gangguan mood pervasif. Depresi dapat didiagnosa sebagai gangguan depresi mayor atau depresi klinis. Hal ini dapat bermanifestasi sebagai seseorang yang memiliki suasana hati yang sedih, merasa putus asa, merasa bersalah, mudah tersinggung, atau gelisah.
Seseorang yang mengalami depresi mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti mengalami kesulitan untuk membuat keputusan, kesulitan untuk tidur, sulit untuk produktif dalam kesehariannya, sulit makan, memiliki pikiran-pikiran mengenai kematian atau bunuh diri dan melukai diri sendiri. Depresi juga dapat mengakibatkan berbagai gangguan pada fisik seperti merasakan sakit, nyeri, sakit kepala atau gangguan pencernaan.
● Disosiasi atau gangguan disosiatif.
Gangguan ini diindikasikan dengan kurangnya hubungan ke pikiran, perasaan, ingatan atau identitas penderita. Pengalaman disosiasi bervariasi dalam bentuk dan tingkat keparahannya. Ada juga pengalaman disosiatif yang bersifat sementara, dan ada juga yang bersifat jangka panjang.
● Gangguan makan.
Gangguan makan adalah penyakit yang mengakibatkan gangguan terhadap cara seseorang memikirkan makanan dan cara seseorang makan. Seseorang mungkin terobsesi dengan makanan dan berat badannya. Bentuk-bentuk gangguan makan yang paling umum adalah anoreksia, bulimia, dan gangguan makan berlebihan. Anoreksia adalah ketika seseorang membatasi jumlah makanan yang dikonsumsi dengan ekstrem. Bulimia adalah keadaan dimana seseorang membatasi jumlah makanannya namun memuntahkannya kembali setelah makan. Gangguan makan berlebihan adalah ketika seseorang tidak dapat mengontrol jumlah makanan yang dikonsumsi, dan sering mengalami kejadian dimana orang tersebut mengkonsumsi makanan jauh lebih banyak dari yang diinginkan.
● Paranoia.
Orang dengan paranoia terus-menerus berpikir atau merasa terancam. Bahkan jika tidak ada bukti yang menunjukkan bahaya. Misalnya, seseorang dapat memiliki pikiran delusi bahwa seseorang atau sebuah benda berbahaya baginya. Selain itu, seseorang yang memiliki paranoia mungkin memiliki kecurigaan yang berlebihan dan seringkali tanpa sebab. Paranoia sebenarnya bukanlah masalah kesehatan mental, tetapi paranoia dapat merupakan indikasi dari skizofrenia paranoid, gangguan delusi, gangguan kepribadian paranoid, dan lain sebagainya.
● Gangguan stress pasca-trauma (PTSD).
Setelah mengalami sebuah peristiwa yang traumatis, seseorang mungkin mengalami gangguan ini. Respon ini dapat terkait dengan, terlibat dalam kecelakaan bermotor, penyerangan, pertempuran di medan perang, penyiksaan (abuse) atau bencana alam. Orang-orang yang memiliki gangguan stress pasca-trauma bisa merasakan kilas balik, perasaan, atau mimpi buruk yang intens terkait dengan peristiwa yang memicunya lama setelah peristiwa tersebut terjadi.
● Psikosis.
Ketika mengalami psikosis, orang kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita psikosis dapat melihat atau mendengar hal-hal yang tidak dapat dilihat atau didengar oleh orang lain. Psikosis ditandai dengan mengalami halusinasi atau delusi dan mempercayai sesuatu yang tidak dipercaya orang lain. Seringkali bentuk delusi yang dialami adalah perasaan bahwa seseorang akan menyakiti mereka.
● Skizofrenia.
Skizofrenia adalah sebuah gangguan kesehatan mental yang cukup parah mempengaruhi penderitanya. Orang dengan skizofrenia mengalami realita yang tidak sama dengan orang lain pada umumnya. Biasanya gejala-gejalanya dapat berupa halusinasi, delusi dan perubahan perilaku yang menyebabkan orang tersebut susah untuk berfungsi normal. Orang yang menderita skizofrenia dapat mengalami perubahan hati yang sangat parah dan dalam waktu cepat. Dalam waktu satu menit, seorang yang menderita skizofrenia dapat berperilaku seperti anak kecil yang cekikikan, dan di menit berikutnya dapat berubah menjadi sangat gelisah. Penderita skizofrenia dapat kehilangan fungsi untuk menjaga kebersihan fisiknya sendiri dan juga kehilangan minat untuk melakukan tugas sehari-harinya dan juga kehidupan sosial.
● Gangguan obsesif kompulsif.
Sering dikenal sebagai OCD, orang yang mengalami gangguan ini terjebak dalam sebuah siklus obsesi. Penderita OCD sering merasa terdorong untuk meringankan beban obsesinya dengan melakukan ritual atau tindakan tertentu. Obsesi ini lebih dari pada sebuah obsesi dangkal dan jauh lebih intens. Obsesi ini terjadi setiap hari dan menempati ruang fokus yang besar dalam hidup penderitanya sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Apabila Anda membutuhkan bimbingan lebih lanjut untuk menganalisa kondisi-kondisi gangguan kesehatan mental yang Anda atau orang terdekat Anda alami, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa konsultasi dengan seorang psikolog atau seorang konselor yang berpengalaman untuk membantu Anda secara profesional serta dengan kerahasiaan yang terjamin.
Image Source :